Pernah lama merumput di kompetisi Eropa Timur yaitu Polandia, Egy telah membawa pengalaman yang menjadi acuan bagi permainnannya saat ini.Â
Catatan berikutnya adalah peran dari gelandang Marc Klok yang sangat sentral. Pemain Persib ini bermain sangat taktis di lini tengah bersama Ricky Kambuaya. Mereka berhasil menjadi katalisator tim.Â
Dengan formasi 3-4-3, peran duet Klok dan Kambuaya sangat vital sebagai jangkar lini belakang dan depan. Mereka berhasil menjalankan tugas dengan baik.Â
Kendati demikian, pada babak kedua masih juga terjadi keterlambatan turun saat adanya serangan balik dari Turkmenistan. Ada salah satu peluang emas mereka, ketika penyerangnya tinggal berhadapan dengan kiper Timnas Indonesia, Nadeo Argawinata.Â
Untung saja kiper asal Borneo FC ini cukup tangguh melakukan penyelamatan berharga. Paling tidak Nadeo juga berhasil melakukan penyelamatan penting sebanyak 3 kali, salah satunya dari tendangan bebas yang akhirnya membentur mistar gawang.Â
Pada laga malam itu, Timnas Garuda berhasil clean sheet alias gawangnya tidak kebobolan. Hal itu merupakan kinerja di barisan belakang yang prima.Â
Trio bek Timnas Indonesia malam itu bermain solid. Sandy Walsh yang melakukan debutnya bermain sangat tangguh menjaga setiap jengkal areanya.Â
Begitu pula Jordi Amat adalah sosok benteng terakhir yang menjaga dan mendukung kiper Nadeo dari ancaman lawan. Beberapa kali Jordi menang dalam duel-duel bola atas bersama Sandi Walsh.Â
Sementara Alfeandra Dewangga yang berposisi di sebelah kiri, menjadi tembok yang sulit dilewati para winger Turkmenistan.Â
Keberhasilan trio lini  belakang ini patut diacungi jempol. Terlepas adanya momen blunder ketika mereka memainkan bola di belakang saat Jordi back pass kepada Nadeo dan kiper Borneo ini justru menyodorkan bola kepada pemain Turkmenistan.Â
Ini adalah blunder fatal jika saat itu  menjadi gol untuk Turkmenistan. Namun untung saja bola tersebut lepas dari kontrol sehingga mudah diamankan.Â