Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaafkan Itu Meneladani Sifat Tuhan

29 April 2023   20:40 Diperbarui: 29 April 2023   20:48 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto (Sumber Foto Ilmumbahguru.com).

Mamaafkan itu meneladani sifat Tuhan. Tentu saja sebagai seorang hamba kita sangat paham bahwa Allah itu Maha Pemaaf sesuai dengan AsmaNya yaitu Al-Ghaffar. 

Momen Lebaran adalah momen emas bagi kita semua untuk saling memaafkan. Kita sudah selayaknya menyadari sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan dan dosa. 

Bahkan Rasulullah SAW saja selalu merasa menjadi hambaNya yang merasa berdosa. Buktinya Rasulullah SAW tidak pernah lupa mengucapkan Istigfar sebanyak 100 kali dalam sehari, semata-mata hanya untuk mengharapkan AmpunanNya. 

Padahal Beliau adalah sosok Nabi dan Rasul yang telah mendapatkan jaminan surga dan ampunan dari Allah SWT. 

Namun sekalipun demikian, Rasullullah selalu melakukan taubat kepada Allah setiap hari. 

Sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim menegaskan bahwa Rasulullah mengajak sekalian manusia untuk beristigfar kepada Allah karena Beliau sendiri selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali. 

Allah dan RasulNya adalah teladan yang sangat sempurna bagi kita. Rasulullah selalu memohon ampunan kepada Allah setiap hari. Artinya Beliau sangat lapang dada untuk memohon maaf. 

Ini yang harus kita teladani yaitu sangat ringan untuk memohon maaf kepada sesama kita atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah terjadi.  

Allah SWT itu sudah jelas adalah Dzat Yang Maha Sempurna dan Maha Pemaaf bagi hamba-hambaNya yang bertobat. Sifat Pemaaf Allah inilah yang harus kita teladani dengan baik. 

Hal itu berarti kita harus mampu memaafkan setiap permohonan maaf di antara sesama kita yang mengakui tentang kehilafan dan kesalahannya. 

Memohon maaf dan memaafkan adalah dua sifat yang sangat terpuji sebagai wujud aktualisasi keteladan Rasulullah SAW. Memaafkan kesalahan orang lain adalah Ahlak Mulia dari Rasulullah SAW. 

Rasulullah SAW  pernah bersabda dalam sebuah Hadis, bahwa orang yang hebat itu bukanlah orang yang menang dalam pergulatan atau dalam pertempuran. 

Sesungguhnya orang yang hebat itu adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya ketika marah. Memaafkan dan mengampuni juga merupakan perbuatan yang diperintahkan Allah, Sang Khalik kepada umatNya. 

Memaafkan yang dilakukan Rasulullah merupakan perintah dari Allah SWT. Bahkan Perintah itu juga untuk memaafkan orang-orang musyrik atas tindakan mereka menyakiti dan mendustakan beliau. 

Luar biasa ajaran luhur memaafkan ini. Hal ini karena Allah SWT sangat menyukai hamba-hambaNya yang berbuat kebajikan dan memaafkan. 

Ahlak Mulia Rasulullah inilah yang bisa kita jadikan panutan dalam mewujudkan saling memaafkan di antara kita pada momen Lebaran ini. 

Pada momen Lebaran ini kita saling memaafkan. Saling memaafkan itu indah menenteramkan dan mendamaikan. Membuat hati akan selalu bahagia. Karena memaafkan adalah meneladani sifat Tuhan. 

Salam bahagia @hensa17.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun