Mamaafkan itu meneladani sifat Tuhan. Tentu saja sebagai seorang hamba kita sangat paham bahwa Allah itu Maha Pemaaf sesuai dengan AsmaNya yaitu Al-Ghaffar.Â
Momen Lebaran adalah momen emas bagi kita semua untuk saling memaafkan. Kita sudah selayaknya menyadari sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan dan dosa.Â
Bahkan Rasulullah SAW saja selalu merasa menjadi hambaNya yang merasa berdosa. Buktinya Rasulullah SAW tidak pernah lupa mengucapkan Istigfar sebanyak 100 kali dalam sehari, semata-mata hanya untuk mengharapkan AmpunanNya.Â
Padahal Beliau adalah sosok Nabi dan Rasul yang telah mendapatkan jaminan surga dan ampunan dari Allah SWT.Â
Namun sekalipun demikian, Rasullullah selalu melakukan taubat kepada Allah setiap hari.Â
Sebuah Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim menegaskan bahwa Rasulullah mengajak sekalian manusia untuk beristigfar kepada Allah karena Beliau sendiri selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.Â
Allah dan RasulNya adalah teladan yang sangat sempurna bagi kita. Rasulullah selalu memohon ampunan kepada Allah setiap hari. Artinya Beliau sangat lapang dada untuk memohon maaf.Â
Ini yang harus kita teladani yaitu sangat ringan untuk memohon maaf kepada sesama kita atas segala kesalahan dan kekhilafan yang pernah terjadi. Â
Allah SWT itu sudah jelas adalah Dzat Yang Maha Sempurna dan Maha Pemaaf bagi hamba-hambaNya yang bertobat. Sifat Pemaaf Allah inilah yang harus kita teladani dengan baik.Â
Hal itu berarti kita harus mampu memaafkan setiap permohonan maaf di antara sesama kita yang mengakui tentang kehilafan dan kesalahannya.Â
Memohon maaf dan memaafkan adalah dua sifat yang sangat terpuji sebagai wujud aktualisasi keteladan Rasulullah SAW. Memaafkan kesalahan orang lain adalah Ahlak Mulia dari Rasulullah SAW.Â