Tragedi kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang karena suporter kecewa dengan hasil laga Arema yang kalah 2-3 dari Persebaya. Sanksi FIFA sudah menunggu karena kejadian kerusuhan Kanjuruhan ini.Â
Pada kompetisi Liga 1 yang berakhir untuk kekalahan Arema berlangsung Sabtu (1/10/22) pukul 20.00 WIB. Kekalahan ini yang memicu terjadinya kerusuhan yang membawa korban 127 orang meninggal.Â
Turut berduka kepada para korban yang meninggal dunia dan korban yang masih dirawat di Rumah Sakit.Â
Semoga keluarga yang ditinggallkan mendapat ketabahan. Sedangkan korban yang tengah mendapatkan perawatan semoga lekas sembuh.
Usai laga Arema lawan Persebaya itu, kerusuhan terjadi ketika suporter yang kecewa masuk ke dalam stadion dengan merusak fasilitas yang ada.Â
Mereka juga bentrok menghadapi aparat Kepolisian yang bertugas mengamanan laga tersebut. Aparat berupaya menghalau para suporter dengan gas air mata yang justru membuat para suporter pingsan dan sesak nafas sehingga banyak kroban berjatuhan. Â
Sebelum tragedi di Kanjuruhan ini kita pernah mengalami tragedi lain yang juga sangat menyedihkan yaitu tragedi Heysel tahun 1985 dan Hillsborough tahun 1989 di kancah kompetisi Eropa.Â
Di luar kancah sepakbola Eropa ada tragedi di Acra Sports Stadium, Gahana pada 9 Mei 2001 dan di Estadio Nacional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964.Â
Tragedi di Stadion Kanjuruhan ini merupakan kejadian yang sangat memilukan dalam sejarah sepak bola dunia dalam hal korban kematian.Â
Dengan angka 127 orang tewas adalah tragedi yang langsung berada pada urutan kedua dari daftar korban tragedi kerusuhan sepak bola mematikan di dunia.Â