Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Misteri Surat Protes PSSI atau AFF yang "Tidak Profesional"

26 Juli 2022   07:57 Diperbarui: 27 Juli 2022   04:30 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronaldo Kwateh dan Hokky Caraka, dua penyerang andalam Timnas U19 Indonesia (Foto PSSI).  

Sudah memasuki dua pekan sejak surat protes resmi PSSI kepada AFF ternyata belum juga dibalas. Surat protes itu berkaitan dengan sepak bola Gajah yang dilakukan Vietnam menghadapi Thailand di ajang Piala AFF U19. 

Surat protes resmi itu bukan mempermasalahkan regulasi head to head yang sudah disepakati jauh-jauh sebelum turnamen ini berlangsung. Namun bagaimana tanggapan AFF tentang laga tidak sportif tersebut.

Mari kita nikmati kembali video sepak bola dagelan itu seperti yang diunggah akun resmi Shin Tae yong, Instagram.com/shintaeyong7777 (12/7) di bawah ini. 


Sebenarnya regulasi yang diterapkan AFF ini mengacu pada regulasi Konfederasi Sepak Bola Asia, AFC, sehingga harus ditaati oleh para anggotanya termasuk Indonesia. 

Kita masih ingat dalam kualifikasi Piala Asia 2023 di Kuwait City, saat itu pada laga terakhir grup, posisi Timnas Garuda sangat rawan dengan laga sepak bola Gajah antara Jordania dan Kuwait. 

Dalam laga terakhir grup tersebut, Timnas Indonesia berhasil menang 7-0 atas Srilanka tetapi andai saja saat itu Jordania "mengalah" atas tuan rumah Kuwait, maka Indonesia tersisih karena menurut regulasi AFC kita kalah head to head dari Jordania. 

Namun laga saat itu ternyata penuh dengan sportivitas dimana Tim Jordania tetap menjunjung tinggi kehormatan tim yang rankingnya lebih tinggi dari Kuwait. 

Kekuatan Jordania di atas kertaspun memang lebih dari tim Kuwait. Mereka sudah selayaknya memenangkan laga tersebut. Sementara Kuwait ada diposisi underdog yang harus kalah dan tersisih. 

Seharusnya demikianlah pertandingan sepak bola yang sportif. Jordania dan Kuwait tidak main mata atas nama sesama negara Timur Tengah dengan memainkan sepak bola Gajah seperti yang dilakukan Vietnam dan Thailand. 

Regulasi head to head yang memiliki celah kelemahan, tetapi dijalani dengan sebuah laga sportif, tidak memanfaatkannya untuk kepentingan sendiri. 

Sementara itu untuk lingkungan turnamen yang diselenggarakan oleh FIFA aturan head to head tidak berlaku sebagai perhitungan pertama. FIFA menerapkan regulasi produktivitas gol sebelum menerapkan head to head. 

Federasi sepak bola Dunia itu menggunakan regulasi perbedaan gol atau produktivitas gol baru kemudian menggunakan head to head. 

Tentang surat PSSI, nasibnya hingga saat ini AFF belum juga menjawab surat tersebut. Misteri surat yang dilayangkan PSSI seolah hilang ditelan mahluk halus. Atau memang Federasi Sepakbola Asia Tenggara itu yang tidak profesional.

Institusi sekaliber AFF sangat lamban merespon sebuah surat, sungguh sangat memalukan. Tidak selayaknya mereka melakukan tindakan mengabaikan surat protes resmi dari anggotanya. 

Tindakan AFF ini sangat tidak profesional yang slow respon pada sebuah surat yang seharusnya cepat mendapatkan balasan yang layak. 

Ataukah mereka malu untuk mengakui bahwa aksi Vietnam dan Thailand tersebut adalah laga yang tidak sportif? Mereka pasti melihat video laga setelah menit ke-75 antara Vietnam dan Thailand merupakan sepak bola dagelan. 

Kita masih menunggu kabar terbaru bagaimana nasib surat protes PSSI tersebut. Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menuntut federasi sepak bola Asia Tenggara (AFF) segera membalas nota protes terkait insiden Piala AFF U-19 2022. 

Iriawan mengatakan hingga kini AFF belum juga membalas nota protes PSSI. Sudah lebih dari sepekan PSSI menanti surat balasan tersebut sejak nota protes resmi dikirim.

Kepada para awak media usai pembukaan kompetisi Liga 1 pada Sabtu (23/7/22), Iriawan mengatakan : 

"Kita menunggu tanggapan mereka terkait pertandingan Thailand lawan Vietnam di Piala AFF U-19 2022 kemarin. Nanti kita lihat apakah pantas? Kita main begitu saja di ASEAN, tidak maju-maju," kata Iriawan seperti dilansir CNN Indonesia (23/7). 

Sementara itu Sekjen PSSI Yunus Nusi bertolak ke Singapura untuk menyambangi anggota AFF dan AFC pada 22 Juli lalu atas komando Ketua Umum PSSI. 

Informasi terbaru dari kunjungan Yunus Nusi tersebut adalah membicarakan perihal aturan yang saat ini berlaku, mendiskusikan kelemahan dari penerapan head to head yang bisa dimanfaatkan oleh tim. 

Dalam agenda pertemuan itu Indonesia memberikan masukan perbaikan aturan yang berlaku saat ini dilingkungan AFF. Bahkan mungkin sudah saatnya penerapan mengacu pada regulasi FIFA.  

Bagaimanapun regulasi AFF harus memberikan keuntungan bagi para anggotanya. Bukan malah bisa dimanfaatkan oelh tim-tim yang melihat celah kelemahan regulasi tersebut. 

Faktor sportif dalam sebuah laga lebih penting dari celah kelemahan sebuah regulasi. Dalam sepak bola tujuan akhir sebuah laga harus menargetkan sebuah kemenangan bagi tim yang bertanding. 

Bukan dengan target hasil seri atau kekalahan, maka aneh jika ada laga yang targetnya seri malah kalah lebih aneh lagi. Begitulah sepak bola di kawasan ini. Miris. 

Salam bola @hensa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun