Topik Indonesia keluar dari Federasi Sepak Bola ASEAN, AFF masih terus menghangat dalam beberapa hari ini bahkan mungkin beberapa hari ke depan. Berbagai macam opini sudah tersaji dengan melihat dari berbagai sudut pandang.
Namun bagi saya Indonesia keluar dari AFF itu hanya sensasi PSSI saja. Melihat karakter federasi sepak bola dari negeri seribu pulau ini, rasanya sesuatu yang absur mereka berani keluar dari zona nyaman.Â
Sejauh ini PSSI selalu menikmati zona nyaman. Hampir tidak ada program mereka yang keluar dari zona nyaman. Program pembinaannya sangat instan jangka pendek. Arah sepakbola nasional pun target-targetnya hanya sebatas zona nyaman.Â
Baca juga: Inilah Peluang Indonesia sebagai "Tuan Rumah Piala Asia 2023", Bersaing dengan 3 Negara Lainnya
Tidak ada target yang lebih tinggi dari sekedar juara ASEAN yang juga belum pernah tercapai. Selama ada kejuaraan bergengsi Piala AFF Senior, belum pernah sekalipun Indonesia meraih juara.Â
Jangan ditanya memiliki program jangka panjang untuk meraih tiket lolos ke Piala Dunia, program dengan target juara Asia saja PSSI tidak berani.Â
Teringat ketika Shin Tae yong melakukan presentasi dalam rangka mengikuti uji kompetensi sebagai Pelatih Garuda bersama Luis Milla pada Desember 2019. Waketum Cucu Somantri saat itu bertanya, sanggupkah membawa Indonesia juara Piala AFF?Â
Itulah gambaran yang jelas bagaimana sebenarnya program-program PSSI selalu instan dan berada pada zona nyaman. Tidak ada terobosan yang sangat berarti.Â
Lalu bagaimana bisa tetiba saja Ketum PSSI berupaya mengikuti keinginan netizen untuk keluar dari AFF dan masuk komunitas sepak bola Asia Timur, EAFF?Â
Iwan Bule, demikian panggilan akrab yang "ngetop" kepada Ketum PSSI ini, adalah sosok yang sangat gemar bermedia sosial. Akun Yutub miliknya penuh dengan unggahan-unggahan kegiatannya bersama Timnas Garuda.Â
Interaksinya bersama para followernya sangat erat. Beliau selalu memberikan respon apapun yang dikomentari oleh para followernya. Mungkin Netizen bagi Iwan Bule adalah sumber daya yang tidak boleh diremehkan.Â