Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Puasa Ramadan dan Rahasia Kebahagiaan

28 April 2022   06:22 Diperbarui: 28 April 2022   15:18 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpuasa adalah ibadah khusus yang dilakukan untuk berlatih dalam menahan diri. Salah satu hasilnya adalah mampu untuk bersabar. 

Orang-orang yang arif pada umumnya terbiasa sabar dalam menghadapi setiap masalah sehingga mudah menyingkirkan setiap kesusahan. 

BACA JUGA : Puasa Ramadhan dan Makna Derajat Taqwa. 

Puasa ini membuat diri kita memiliki karakter kuat dalam menghadapi setiap ujian dalam kehidupan. Jiwa kita semakin teguh dengan bertumpu pada pendirian yang mulia. 

Dengan demikian kita semakin mampu menghindarkan diri dari kepribadian lemah dan rasa takut. Kepribadian yang lemah dan rasa takut adalah penghalang serius dalam mencapai kebahagiaan. 

Hati yang kuat berkarakter dengan keteguhan niat untuk mencapai kebahagiaan adalah salah satu rahasia yang kadang kita melupakannya. Keteguhan niat adalah yakin kepada pertolongan Allah. 

Keyakinan tersebut yang akan membuat kita tidak pernah goyah dalam menghadapi badai kerasnya kehidupan. 

Hati yang kuat dan bersih menunjukkan bahwa diri kita sudah mencapai pada level kebahagiaan. 

Penghalang kebahagiaan itu disebabkan karena terbatasnya pengetahuan dan dangkalnya pikiran. 

Oleh karena itu kita harus berupaya carilah pengetahuan dan kendalikan pikiran menuju hal-hal yang positif. 

Rahasia lain untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan cara menghargai kehidupan kita sendiri. Hidup ini penuh dengan sandiwara dan tipuan yang menyesatkan. 

Dengan menghargai hidup kita itu berarti kita selalu bersyukur dengan semua nikmat yang diberikan Allah sepanjang hayat. 

Semakin banyak kita bersyukur maka semakin kita berharap kepada pertolonganNya semata. Bukan kepada yang lain. 

Kehidupan duniawi ini adalah sumber keburukan, keresahan dan bencana. Sangat aneh jika kita masih terus berharap pada duniawi yang penuh kepalsuan dan pemainan yang memukau tapi menjebak dan menyesatkan. 

Sekiranya dunia seperti itu, masihkah kita tetap mendambakannya dan membuat gelisah jika kita tak mampu menggenggam duniawi? 

Disini kita harus mendapatkan ilmunya bagaimana bisa terhindar dari tipuan dan jebakan duniawi. 

Rasulullah pernah bersabda dalam sebuah Hadis, bahwa ilmu itu hanya dapat diperoleh dengan belajar sedangkan sifat bijak hanya bisa didapatkan dari kemurahan hati yang bersih. 

Kesusahan dalam menghadapi kehidupan adalah ujian dari Allah. Dalam Al Quran Allah berfirman : "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah."(QS Al Balad 4). 

Allah juga berfirman dalam ayat lainnya : "Agar teruji siapakah diantara kamu siapakah diantara kamu yang terbaik amalannya" (QS Hud 7). 

Sangat jelas ujian-ujian dari Allah selalu ada dalam setiap denyut kehidupan. Setiap ujian itu semata-mata untuk meningkatkan derajat manusia menjadi insan kamil yaitu insan yang paripurna di hadapan Allah. 

Insan kamil adalah hamba Allah yang akalnya berfungsi secara optimal. Mereka dapat mengetahui dan menjalankan segala perbuatan baik seperti adil, jujur, berakhlak sesuai dengan essensinya. 

Mereka melakukannya karena merasa wajib melakukan hal tersebut. Karakter dari intuisinya yang sudah menjiwai semua karakter baik dalam jiwanya. 

Hidup ini harus memiliki arti. Jika kita mampu melewati hari-hari kita dengan melakukan amal yang penuh arti bagi pengabdian kepada Allah, maka itulah kebahagiaan yang tidak ditemukan dimanapun kecuali ada dalam diri sendiri. 

Maha Besar Allah sebaik-baik tempat untuk berlindung dari segala jebakan dan keburukan kehidupan duniawi. 

Hanya kepadaNya sebaik-sebaik tempat untuk kembali. Semoga kita termasuk ke dalam orang yang bahagia dalam lindunganNya. Aamiin. 

Salam @hensa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun