Puasa Ramadan selalu memberikan nuansa yang berkesan bagi para Ustadz yang kesibukannya semakin padat. Ustadz atau Pendakwah adalah panutan, sejatinya harus demikian karena setiap dakwah yang diberikannya adalah pesan yang sangat bermanfaat bagi umat. Â
Sosok Ustadz memiliki tugas yang sangat berat. Sebagai pendakwah, seorang Ustadz harus juga memberikan teladan. Karena setiap apa-apa yang diceramahkan seyogyanya sudah dilakukan dan diterapkan dalam kesehariannya. Â
Ustadz sebagai penceramah dalam bulan Ramadan yang penuh Barokah Allah ini, harus memberikan pencerahan kepada umat.Â
Ceramahnya harus cerdas membawa kepada kebaikan dan kedamaian. Membawacpada peningkatan kualitas diri menjadi lebih tinggi.
Selain ilmu agamanya yang mumpuni dalam ukuran kemampuannya menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, juga seorang Ustadz harus mampu berututur kata yang menenteramkan dan mendamaikan.Â
Bukan malah memprovokasi umat untuk hal-hal yang mengadu domba. Itulah sebabnya seorang Ustadz memiliki tugas yang sangat berat. Tidak mudah bagi seorang Ustadz dalam mengemban tugas mulianya.Â
Tutur kata adalah kemampuan lisan yang keluar dari bibir kita. Betapa pentingnya lisan, karena lisan merupakan proyeksi dari hati.Â
Hati ini harus selalu terjaga kebersihannya. Karena setiap kata yang keluar dari bibir kita akan berpengaruh pada kebersihan hati, pada kedamaian hati.Â
Bila lisan mengobral kata-kata yang kotor, maka akan membuat gambaran hati juga menjadi kotor menuju pada kecenderungan penyimpangan. Sebaliknya jika kata-kata itu beraura positif maka hati akan menjadi bercahaya penuh pencerahan.Â