Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa Ramadan dan Para Ustaz Panutan

8 April 2022   05:22 Diperbarui: 8 April 2022   05:29 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pixabay

Puasa Ramadan selalu memberikan nuansa yang berkesan bagi para Ustadz yang kesibukannya semakin padat. Ustadz atau Pendakwah adalah panutan, sejatinya harus demikian karena setiap dakwah yang diberikannya adalah pesan yang sangat bermanfaat bagi umat.  

Sosok Ustadz memiliki tugas yang sangat berat. Sebagai pendakwah, seorang Ustadz harus juga memberikan teladan. Karena setiap apa-apa yang diceramahkan seyogyanya sudah dilakukan dan diterapkan dalam kesehariannya.  

BACA JUGA : Puasa Ramadan dan Amalan yang Bermakna. 

Ustadz sebagai penceramah dalam bulan Ramadan yang penuh Barokah Allah ini, harus memberikan pencerahan kepada umat. 

Ceramahnya harus cerdas membawa kepada kebaikan dan kedamaian. Membawacpada peningkatan kualitas diri menjadi lebih tinggi.

Selain ilmu agamanya yang mumpuni dalam ukuran kemampuannya menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, juga seorang Ustadz harus mampu berututur kata yang menenteramkan dan mendamaikan. 

Bukan malah memprovokasi umat untuk hal-hal yang mengadu domba. Itulah sebabnya seorang Ustadz memiliki tugas yang sangat berat. Tidak mudah bagi seorang Ustadz dalam mengemban tugas mulianya. 

Tutur kata adalah kemampuan lisan yang keluar dari bibir kita. Betapa pentingnya lisan, karena lisan merupakan proyeksi dari hati. 

Hati ini harus selalu terjaga kebersihannya. Karena setiap kata yang keluar dari bibir kita akan berpengaruh pada kebersihan hati, pada kedamaian hati. 

Bila lisan mengobral kata-kata yang kotor, maka akan membuat gambaran hati juga menjadi kotor menuju pada kecenderungan penyimpangan. Sebaliknya jika kata-kata itu beraura positif maka hati akan menjadi bercahaya penuh pencerahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun