Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Makna Salat sebagai Komunikasi Tanpa Sekat

28 Februari 2022   07:00 Diperbarui: 28 Februari 2022   11:25 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari peristiwa Isra Miraj ini betapa sangat berharganya nilai ibadah Salat yang dipersembahkan Allah kepada para hambaNya. Dengan Salat seorang hamba bisa berkomunikasi tanpa sekat, khusyu dari rakaat demi rakaat berdialog langsung dengan Allah. 

BACA JUGA : Balada 22022022. 

Bersyukurlah bagi Anda yang saat ini sudah mampu menjalankan ibadah Salat dengan khusyu, memaknainya penuh kesungguhan dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Setiap tahun Hijrah pada tanggal 27 Rajab adalah momen penting sebuah peristiwa Isra Miraj yang dijalani Nabi Muhammad SAW. 

Beliau melakukan Isra dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa dan perjalanan Miraj dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha.  

Perjalanan dari Masjid Al Haram ke Masjid Al Aqso adalah perjalanan horizontal yang memliki makna filosofi hubungan yang terbangun di antara sesama.  

Setelah itu ada perjalanan vertikal dari Masjid Al Aqso menuju singgasanaNya yang Maha Tinggi. Inilah filosofi hubungan vertikal dengan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. 

Kepulangan Nabi Muhammad SAW dari dua perjalanan ritual yang suci ini adalah membawa rukun Salat yang sehari-harinya kita kenal dan kerjakan. 

Dengan Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dan Mi'raj dari Masjidil Aqso menuju Sidratul Muntaha, Muhammad adalah satu-satunya Nabi yang mendapat kesempatan berdialog langsung dengan Allah. 

Tidak ada manusia manapun yang mendapat kesempatan berdialog langsung dengan Allah SWT. Nabi Musa saja berdialog dengan Allah harus terhalang oleh Gunung Thur, artinya dilakukan dialog tidak langsung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun