Hari yang indah Tiga Puluh Enam Tahun sudah. Aku termangu memeluk semua harapan. Di setiap relung hati, rasa syukurpun melimpah ruah.Â
Mungkin hari esok masih panjang. Namun bisa juga semakin pendek dengan jarak arah jalan menuju pulang ke RumahNya. Aku masih termangu memeluk semua harapan.Â
"Apakah kamu merasa akan masuk Sorga? Padahal belum datang padamu ujian berat seperti yang pernah dialami orang-orang sebelummu." FirmanNya.Â
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu.Â
Berbangga-bangga dengan banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani.Â
"Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu"Â
Pesan-pesan Suci dari Yang Maha Hidup agar tetap tertata di hati agar tidak takabur menghadapi kehidupan yang penuh ujian ini.Â
Aku masih duduk termangu berpangku lutut. Kebenaran mutlak selalu dimiliki oleh Yang Maha Benar.Â
Bermegah-megah dan menebar kebanggaan kosong yang bisa melalaikan dan membuat terlena. Terperdaya dan terperosok ke jurang nista.Â
Harta perhiasaan menjadi tidak berarti ketika semua harus melupakan datangnya Hari Yang DipastikanNya.Â