Kendati demikian bukan semata hanya menjadi runner up, lalu dianggap gagal, tetapi seharusnya anggota Exco ini juga melihat sisi yang lainnya dari performa Timnas Garuda.Â
Dalam turnamen itu, skuad Garuda adalah tim dengan mayoritas pemain muda yang rerata usianya ada pada kisaran 23,7 tahun. Ada 12 pemain dalam skuad ini ang masuk kategori U-23.Â
Hanya ada beberapa pemain senior salah satunya yang berusia 36 tahun yaitu Victor Igbonevo. Sementara Fachrudin Ariyanto yang memiliki caps terbanyak bersama Timnas berusia 32 tahun.Â
Beberapa pelatih tim lain diajang Piala AFF 2020 tersebut bahkan menganggap keberanian Shin Tae yong menurunkan pemain-pemain muda pada ajang ini bisa menambah jam terbang bagi mereka. Muaranya adalah membuat Timnas Garuda semakin kuat di masa depan.Â
Namun Haruna tidak mau mempedulikan pencapaian tersebut. Dia tetap menganggap bahwa proses itu tidak perlu. Saat ini yang dibutuhkan oleh PSSI adalah juara. Mungkin ini cara berfikir yang bisa membuat dahi berkerut dan kepala pusing.Â
Pemain Naturalisasi
Berbicara mengenai pemain naturalisasi, Haruna berpendapat hanya sia-sia saja. Karena mereka hingga saat ini tidak meberikan kontribusi yang nyata.Â
Sempat pula Haruna menyinggung Sandy Walsh yang diinginkan oleh Shin Tae yong. Dia tidak setuju karena hal itu akan menggusur posisi pemain lokal, Asnawi Mangkualam yang ada di posisinya sebagi bek kanan.Â
Haruna hanya menginginkan pemberdayaan pemain-pemain domestik. Sebenarnya kehadiran pemain naturalisasi saat ini berbeda dengan yang pernah dilakukan sebelumnya.Â
Shin Tae yong hanya menginginkan pemain yang memiliki hubungan darah dengan orang tua asli Indonesia. Sekjen PSSI, Yunus Nusi mengakui mengenai hal tersebut. Mereka memiliki darah Indonesia dan mau membela Tanah Air asal orang tua mereka.Â
Dalam kritiknya itu, sebagai anggota Exco PSSI, Haruna berpendapat bahwa dia merasa wajib menyampaikan masukan untuk perbaikan sepak bola Indonesia. Â