Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Terlalu, Masalah Klasik Timnas Garuda yang Tak Pernah Tuntas

10 Desember 2021   06:37 Diperbarui: 10 Desember 2021   09:21 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Evan Dimas bersama skuad Garuda usai menang 4-2 atas Kamboja (Foto PSSI.org).  

Laga perdana Timnas Garuda baru saja usai dengan kemenangan 4-2 atas Kamboja di Stadion Bishan Singapura, Kamis (9/12/21) pukul 19.30 WIB. 

Kita patut bersyukur dengan kemenangan ini karena dalam laga perdana memiliki tingkat kesulitan tinggi dari sisi mental. Namun Timnas Indonesia berhasil melewatinya. 

BACA JUGA : Laga Perdana Piala AFF, Merah Putih Dilarang Berkibar dan Timnas Garuda Waspadai Kamboja. 

Sebenarnya dari awal dengan melihat sejarah pertemuan serta peta kekuatan nyata di lapang, Indonesia masih layak untuk menang lawan Kamboja. 

Walaupun kalah, ternyata skuad yang berjuluk Kouprey Kampuchea ini memberikan perlawanan yang ketat dan tangguh. Mereka bahkan menguasai permainan terutama di babak kedua pada saat stamina skuad Garuda menurun. 

Sementara bagi Timnas Indonesia, walaupun menang, tetapi sepanjang laga tersebut masih banyak sekali kelemahan yang sangat mendasar yang seharusnya tidak lagi dimiliki oleh pemain yang berkaliber pemain nasional. 

Kelemahan-kelemahan itu sebenarnya masalah klasik. Namun hingga saat ini masih belum bisa dibenahi dengan baik. Sungguh keterlaluan, meski sudah berganti pelatih dari mulai Luis Milla hingga Shin Tae yong, tetapi masalah itu masih saja belum tuntas. 

Fokus dan Komunikasi

Lini pertahanan kita tidak fokus menghadapi bola-bola mati. Mereka juga selalu salah dalam berkomunikasi dan mengantisipasi bola silang. 

Dua gol Kamboja yang terjadi ke gawang Indonesia yang dikawal Syahrul Trisna Fadillah seharusnya tidak perlu terjadi jika kelemahan skuad pertahanan kita sudah dibenahi. 

Dua gol dari bola mati itu yaitu berawal dari tendangan sudut yang dilepaskan Keo Sokpheng diselesaikan Yue Safy dengan sundulan, sehingga mengubah skor menjadi 3-1. 

Sedangkan gol kedua Kamboja dari tendangan bebas Prak Many Udom membentur pagar betis, sehingga membelokkan arah bola yang mengecoh kiper asal Persikabo, Syahrul.

Pratama Arhan, Ryuji Utomo, Alfeandra Dewangga, Asnawi Mangkualam adalah kuartet yang bertanggung jawab di lini pertahanan Garuda. Duet bek tengah Ryuji dan Dewangga sudah maksimal bekerja hanya mereka masih belum fokus penuh menghadapi tekanan. 

Organisasi Tim dan Kesalahan Mendasar 

Jujur pada laga malam itu, Kamboja memiliki organisasi tim lebih baik dari Timnas Indonesia. Mereka menerapkan formasi 4-3-3 dengan menguasai komposisi penguasaan bola lebih unggul dari Indonesia, 54 % berbanding 45 %. 

Bola mengalir lancar dari kaki-kaki pemain Kamboja yang terus bergerak mencari tempat yang kosong. hal ini terjadi terutama pada babak akhir babak pertama ketika Kamboja berhasil mencetak gol pertama mereka.  

Pada babak kedua intensitas permainan semakin tinggi. Timnas Indonesia walaupun berhasil menambah satu gol lagi dari kaki Rumakiek, tetapi semakin kelihatan stamina mereka mulai menurun. 

Kesalahan-kesalahan mendasar dari para pemain kita mulai kelihatan. Seringkali mereka melakukan kesalahan umpan. Salah passing untuk level pemain nasional sangat memalukan. 

Skuad Garuda mencatat akurasi umpan hanya sebesar 79 persen dari total 383 umpan kepada rekan-rekan mereka. Bandingkan dengan Kamboja yang memiliki akurasi di atas 80 persen. 

Pelatih Shin Tae yong pernah mengeluh tentang kelemahan mendasar para pemain kita ini. Kesalahan operan jika hanya satu kali bisa dimaklumi tetapi jika terlalu sering maka itu hal yang keterlaluan. Dalam laga melawan Kamboja seringkali salah umpan dilakukan oleh para pemain kita. 

Begitu pula kurang serasinya pergerakkan pemain terutama pergerakkan tanpa bola untuk membuka ruang. Mereka juga sering gugup menghadapi skill individu pemain Kamboja. 

Pemain kita sering terpaku pada posisi mereka, tidak banyak melakukan pergerakkan dinamis untuk menerima sodoran bola yang sedang dikuasai rekan mereka. 

Dengan kondisi seperti itu, mereka sering kehilangan bola. Bahkan pada menit-menit akhir babak kedua hampir semua pemain kita berada di area pertahanan karena pemain-pemain Kamboja sepenuhnya menguasai bola dengan baik.

Ricky Kambuaya, Rachmat Irianto, Evan Dimas yang merupakan trio gelandang Timnas Garuda harus bekerja keras menghadapi duel di lini tengah. 

Sementara itu trio penyerang, Irfan Jaya, Ezra Walian dan Witan Sulaeman masih belum mampu menunaikan tugas mereka untuk mencetak gol. 

Beberapa peluang mereka gagal menjadi gol seperti tendangan Irfan Jaya yang membentur tiang dan tembakan Ezra yang melambung. Begitu pula tendangan kaki kirin Witan dua kali diblok pemain belakang Kamboja. 

Pelatih Shin Tae yong harus kembali bekerja keras membenahi tim asuhannya ini. Hal ini merupakan risiko yang harus dihadapi pelatih asal Korea Selatan ini karena banyak sekali pemain muda yang ada dalam skuad Timnas Garuda. 

Sebelum laga malam itu, Shin Tae yong menganggap semua lawan di grup memiliki peluang yang sama, seperti disampaikannya dalam jumpa pewarta. 

"Saya tidak setuju dengan anggapan bahwa akan ada tim yang mudah di sini seperti yang dilakukan beberapa pelatih. Dalam sepak bola, apapun dan segalanya bisa terjadi. 

"Kuncinya kita harus mempersiapkan diri dengan baik. Sama saja apakah kita melawan Kamboja, Laos, Malaysia atau Vietnam," kata pelatih kepala Indonesia Shin Tae-yong seperti dilansir Aseanfootball.org (8/12/21). 

Setuju dengan pendapat Shin Tae yong tersebut. Bola itu memang bundar sehingga apapun akan terjadi dalam sepakbola. Namun yang terpenting saat ini Timnas Garuda harus selalu siap menghadapi laga-laga beriktunya di ajang AFF 2020 ini. 

Bravo Merah Putih @hensa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun