Puisi satu kata tak terhingga, berjajar tanpa makna, tanpa rasa.
Puisi satu kata, membawa sedu sedan dan kecewa, tanpa makna, tanpa rasa.
Seolah ribuan detak detik bergulir menuju satu kata dalam sebuah puisi satu kata tanpa makna, tanpa rasa.
Pula, jutaan hamparan harapan terbentang membelah setiap jengkal ruang dalam sukma dalam sebuah puisi satu kata tanpa makna, tanpa rasa.Â
Sementara mimpi masih harus menepi dari diksi-diksi yang terangkai dalam sebuah puisi satu kata tanpa makna tanpa rasa.Â
Akankah aku masih terpaku terperangkap di sini dalam pelukan puisi satu kata, tanpa makna, tanpa rasa?
Terbelenggu tak berdaya dalam dekapan masa lalu yang penuh cerita? Akankah?Â
Kini aku terpaku duduk tersipu tanpa raga membaca puisi tanpa kata tanpa makna sendiri di sudut sepi. Â
Tragis.Â
@hensa