Pertanyaan tersebut kembali muncul ke permukaan ketika terjadi kegaduhan di medsos akibat pernyataan Abu Janda tentang Islam yang disebutnya sebagai Agama arogan.
Fakta yang selama ini ada adalah para wali sembilan yang menyebarkan Islam ke Indonesia tidak pernah menghilangkan tradisi masyarakat yang telah ada sebelumnya.
Para wali Sembilan tersebut menyebarkan agama Islam dengan menggunakan medium budaya, perdagangan, dan pemerintahan yang sudah ada di sana. Itulah fakta sejarah yang tidak bisa dibantah. Jadi Islam yang katanya disebut sebagai Agama arogan jelas sudah terbantahkan.
Seorang Alissa Wahid, salah satu Putri Gus Dur sempat menanggapi tentang Abu Janda yang tingkah dan perkataannya bertentangan dengan perilaku warga Nahdlatul Ulama (NU).
Alissa menyebut Permadi Arya berbeda dengan sosok Gus Mus, Gus Baha, dan Gus Nadhir yang silsilah pengetahuannya diketahui oleh pengikut NU alias nahdhiyyin.
Oleh karena itu, Permadi Arya bukan tokoh yang populer di kalangan NU. Sosok Permadi Arya baru muncul belakangan ini saja dengan membawa label NU.
"Permadi baru-baru ini dia muncul terus kemudian membawa label NU, kan baru-baru ini," kata Alissa seperti dilansir CNNIndonesia (29/1/21), yang saat ini menjadi Sekretaris Pengurus Pusat Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU.
Alissa Wahid menjabarkan tentang lima nilai ajaran NU yang merupakan indikator cerminan perilaku seseorang itu bisa disebut sebagai warga nahdhiyin.
Lima nilai itu adalah tawasuth yang bermakna moderat, tasamuh atau toleransi, tawazun atau seimbang, i'tidal yang berarti tegak lurus, serta amar makruf nahi munkar alias mengajak berbuat baik dan melarang perilaku buruk.
Nilai-nilai tersebut mencerminkan sebagai seorang warga para nahdhiyin. Menggambarkan bahwa warga NU Â sangat rendah hati, tidak jemawa, dan berhati-hati dengan orang lain. Nilai-nilai yang mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.