PSSI sudah mengarungi 90 tahun kehidupan dalam kiprah bersepakbola dengan 17 Ketua Umum. Namun hingga saat ini masih belum mampu menorehkan prestasi sepakbola yang membanggakan rakyat Indonesia. Usia 90 tahun adalah usia yang bukan saja matang namun juga sudah menunjukkan tua bangka. Apakah masih ada harapan prestasi membanggakan pada tahun-tahun mendatang?Â
Pada hari ke-19 di bulan April adalah hari lahirnya federasi sepakbola Indonesia, PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia). Setiap tahun hari jadi ini diperingati sebagai momen yang tepat yang bisa dijadikan sebagai perenungan total.
Penting sekali insan sepakbola Indonesia mengenang pendiri PSSI yaitu Soeratin Sosrosoegondo, seorang insinyur sipil yang menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928.
Soeratin muda setelah lulus sempat bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada di Yogyakarta. Soeratin adalah satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan jajaran komisaris perusahaan konstruksi milik Belanda saat itu.
Namun kemapanan pekerjaan yang menjanjikan masa depannya tersebut ternyata tidak membuat semangat nasionalisme Soeratin luntur. Semangat nasionalisme yang tinggi ini yang akhirnya dia memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari perusahaan Belanda itu, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan kepemudaan. Hobinya bermain sepakbola juga sebagai awal dari gagasannya membentuk sebuah wadah yang memfasilitasi kegiatan pemuda dalam olah raga sepakbola.Â
Soeratin melihat sepak bola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda. Inilah awal idenya untuk membentuk wadah bagi pemuda yang menggemari sepakbola.
Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepak bola, Soeratin juga menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir Sumpah Pemuda dua tahun sebelumnya.Â
Kesepakatan bersejarah  para pemuda saat itu dituangkan dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang terkenal dengan peristiwa bersejarah, Sumpah Pemuda.
Cita-cita Soeratin mulai diwujudkan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan secara aktif dengan para pemuda dan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Soeratin melakukannya dengan cara diam-diam agar terhindar dari pengawasan Belanda.