Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Juara Asia Menatap Piala Thomas 2020 di Aarhus Denmark

26 Februari 2020   04:38 Diperbarui: 26 Februari 2020   04:48 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jonatan Christie (Foto Badmintonindonesia.org) 

Indonesia berhasil meraih juara Asia dalam turnamen Badminton Asia Team Championships yang berlangsung di Manila 11-16 Februari 2020 yang lalu. Keberhasilan yang patut untuk disyukuri dan dibanggakan menjadi kampiun dalam ajang bergengsi level Asia ini. Namun demikian tim putra bulutangkis Indonesia, tidak boleh terlena dan harus tetap fokus. Hal ini karena ajang yang lebih bergengsi sudah menunggu mereka yakni perebutan Piala Thomas yang berlangsung 16-24 Mei 2020 di Aarhus, Denmark.

Dalam kejuaraan Asia yang baru saja usai medio Februari tersebut, beberapa tim tak turun dengan pemain terbaiknya seperti Jepang dan India. Begitu pula China kali ini harus absen karena adanya kasus heboh virus corona di Wuhan. Mereka mengundurkan diri dari turnamen ini.

Meskipun demikian banyak pelajaran berharga yang bisa diambil hikmahnya dari kejuaraan yang berlangsung di Rizal Memorial Coliseum ini. Perjuangan para pebulutangkis terbaik Indonesia ini sangat layak diberikan apresiasi yang tinggi.

Menjadi juara tiga kali berturut-turut sejak tahun 2016, 2018 dan sekarang 2020 adalah prestasi yang sangat impresif. Tahun 2016 Indonesia mengalahkan China di final, tahun 2018 giliran Jepang yang mereka tundukkan. China dan Jepang adalah dua Negara bulutangkis papan atas di Asia. Tahun 2020 kembali juara setelah menang atas Malaysia.

"Alhamdulillah kami bisa pertahankan gelar untuk ketiga kalinya, kami patut bersyukur, tim telah berjuang luar biasa. Tapi kami tidak bisa berpuas diri, target utama kami adalah Piala Thomas, kami mau bawa kembali Piala Thomas yang sudah cukup lama tidak ke Indonesia," kata Achmad Budiharto, Chef de Mission tim Indonesia kepada Badmintonindonesia.org (16/2/20).

Indonesia terakhir merebut Piala Thomas pada tahun 2002 di Guangzhou, China, setelah di final menang 3-2 atas Malaysia. Saat itu pada nomor tunggal, Indonesia menurunkan Marleve Mainaky, Taufik Hidayat, dan Hendrawan. Di nomor ganda ada Candra Wijaya/Sigit Budiarto dan Halim Haryanto/Tri Kusharyanto.

Indonesia masih memegang sebagai juara terbanyak meraih Thomas Cup yaitu juara 13 kali. Sejauh ini negara yang mampu menyaingi Indonesia adalah China yang bisa meraih trofi sebanyak 9 kali (BWFbadminton.com 16/2/20).   

Piala Thomas sudah 18 tahun tidak pernah pulang ke Tanah Air sejak 2002 yang lalu. Tim Thomas Cup Indonesia tahun 2020 ini bertekad untuk membawa pulang Piala kebanggaan Indonesia selama ini. Inilah saat yang tepat bagi mereka  merebut kembali Piala Thomas di Denmark bulan Mei nanti.

Skuad Tim Indonesia yang diturunkan dalam kejuaraan Asia pekan lalu harus mendapatkan evaluasi secara menyeluruh. Terutama pada sektor tunggal yang diisi oleh Anthony Ginting, Jonatan Christie dan Shesar Hiren Rustavito.

Diantara tunggal putra tersebut, hanya Ginting yang menampilkan permainan yang konsisten dengan kemenangan. Jonatan bermain 4 kali, 3 kali diantaranya mengalami kekalahan yaitu dari Son Wan Ho (Korea Selatan), Lakshya Sen (India) dan Cheam June Wai (Malaysia). Sementara Shesar kalah sekali oleh pemain India, Subhankar Dey, dari dua kali laga selama turnamen ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun