Timnas Garuda Senior mungkin harus belajar kepada adik-adik mereka yaitu Garuda Nusantara asuhan Fakhri Husaini dan Garuda Asia asuhan Bima Sakti. Skuad Garuda Muda ini selalu all out dalam setiap laga mereka melawan tim manapun. Demikian pula spirit bertanding dengan tempo tinggi diperlihatkan Timnas Garuda U-23 dalam turnamen di China pada pekan ini.
Judul tersebut bukan bermaksud meremehkan Timnas Garuda yang menjadi kebanggaan kita semua walaupun sering kalah, namun judul tersebut hanya sekedar menggambarkan fakta yang ada. Menjelang lanjutan kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022 Grup G melawan Vietnam, Timnas Garuda sudah kebobalan 11 gol dan hanya berhasil mencetak 2 gol. Hasil itu merupakan 3 kekalahan mereka 2-3 dari Malaysia, 0-3 dari Thailand dan 0-5 dari Uni Emirat Arab (The AFC.com 12/10/19).
Dengan raihan tersebut sangat wajar jika Indonesia ditempatkan sebagai "underdog" menghadapi Vietnam pada Selasa (15/10/19) di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar Bali. Walaupun sebagai tuan rumah namun Timnas Garuda dalam posisi tidak diunggulan. Pendapat ini bukan saja menurut para pengamat namun juga Alfred Riedl, mantan pelatih Timnas Garuda yang juga pernah melatih Vietnam, memiliki pendapat sama.
Menurut Goal.com (13/10/19), Riedl mengatakan : "Hasil yang mereka raih belakangan ini sangat buruk, dan saya tidak mengerti penyebab penurunan itu. Sebaliknya, Vietnam bermain sangat baik. Saya perkirakan Indonesia kesulitan mendapatkan poin dari Vietnam."
Mantan Pelatih Garuda dalam Piala AFF ini merasa heran dengan performa menurun Timnas Garuda. Dia bahkan memprediksi Indonesia sulit mendapatkan poin saat berlaga melawan Vietnam.
Memang banyak kendala yang dihadapi skuad Timnas Garuda. Kendati demikian, Pelatih kepala Simon McMenemy tidak bisa begitu saja menyalahkan pemainnya meskipun mengalami kekalahan berat dari 3 laga yang sudah dijalani.
"Kami memiliki masalah kurangnya persiapan untuk pertandingan besar. Lihat saja kesalahan oleh kiper kami untuk gol pertama yang kami kemas, yang menunjukkan bahwa kami perlu banyak meningkatkan. Saya puas dengan kinerja para pemain dan saya tidak menyalahkan pemain mana pun atas kekalahan besar ini," kata McMenemy seperti dilansir The AFC.com (12/10/19).
Menurut Simon masalah besar bagi skuadnya adalah level kebugaran. Para pemain terkuras dalam kompetisi Liga 1 yang memiliki jadwal padat. Sebenarnya masalah jadwal tersebut bukan soal padat tidaknya namun persoalan penundaan laga-laga tertentu yang justru menghambat jadwal lainnya. Penundaan jadwal juga mengakibatkan kompetisi akan berakhir mundur dari waktu yang sudah ditentukan.
Terlalu banyak masalah yang melanda Timnas Garuda senior ini. Dari factor teknis, stamina dan kebugaran dan factor non teknis. Paling menonjol adalah semangat bertanding yang melempem tidak bergairah. Hal ini sangat berbeda dengan skuad Asian Games 2018 yang lalu yang memiliki spirit bertanding tinggi.
Untuk hal ini Timnas Garuda Senior mungkin harus belajar kepada adik-adik mereka yaitu Garuda Nusantara asuhan Fakhri Husaini dan Garuda Asia asuhan Bima Sakti. Skuad Garuda Muda ini selalu all out dalam setiap laga mereka melawan tim manapun. Demikian pula spirit bertanding dengan tempo tinggi diperlihatkan Timnas Garuda U-23 dalam turnamen di China pada pekan ini.