Liverpool mendapat pelajaran yang sangat penting ketika mereka berhadapan melawan Salzburg dalam matchday kedua ajang Liga Champions, Kamis (3/10/19) dini hari WIB. Laga yang berlangsung di Anfield Stadium ini berakhir dengan kemenangan Liverpool 4-3 atas juara Liga Austria, Salzburg. Hasil ini juga merupakan tiga poin pertama mereka di Grup E.
Manajer Liverpool merasa lega usai laga yang akhirnya dimenangkan skuadnya setelah Salzburg sempat menyamakan kedudukan menjadi 3-3 dari keunggulan Liverpool 3-0. The Daily Telegraph.co.uk (3/10/19) menulis: "Dari semua tim di Eropa, Anda akan berharap Liverpool mengetahui keunggulan tiga gol tidak pernah cukup. Itu bukan sisi Jurgen Klopp yang menggoda dengan keabadian sepakbola pada kesempatan ini. Salzburg jelas telah menghafal naskah semifinal itu ketika Liverpool melawan Barcelona dan nyaris menyamakannya."
Itu adalah ungkapan betapa Salzburg sudah menyiapkan bagaimana menjinakkan Liverpool walaupun bermain di kandang mereka. Kendati demikian para pewarta masih merasa penasaran bagaimana mungkin keunggulan 3-0 Liverpool bisa dikejar menjadi 3-3? Â Mungkinkah ini karena keteledoran lini belakang mereka? Apa yang terjadi dengan Van Dijk?
Menghadapi pertanyaan seperti itu, Jurgen Klopp memberikan keterangan usai laga malam itu seperti dirilis Liverpoolfc.com (3/10/19) : "Bagaimana saya menjelaskannya? Saya pikir itu sudah jelas, kami meninggalkan jalan yang sangat sukses dalam 30 menit pertama. Itu adalah beberapa sepakbola terbaik yang kami mainkan sejauh ini."
"Kami adalah tim yang sangat terorganisir dengan ide dan identitas yang jelas. Melakukan semua yang mereka tidak suka, dengan kecepatan tinggi, mencetak tiga gol, bahkan mungkin bisa mencetak lebih banyak."
Hingga disini sangat jelas apa yang dikemukakan Klopp tersebut menunjukkan bahwa tidak ada masalah dengan Liverpool. Namun tidak bisa ditutupi bahwa gesture tubuh pelatih asal Jerman ini menmberikan sinyal kelegaan hatinya karena Mohamed Salah akhirnya memberikan kemenangan kepada Liverpool dengan gol ke-4 mereka.
Menurut Klopp kunci kemenangan skuadnya adalah mengontrol permainan. Liverpool mengubah sistem kembali pada momen awal laga babak pertama. Karena salah satu masalah permainan adalah bahwa dalam setengah jam pertama skuadnya harus bekerja sangat keras.
Lini tengah sangat penting untuk dikuasai. Maka untuk itu rasanya sangat mudah menguasai bola di area ini. Mengatur bola ke kiri atau ke kanan, mempercepat, menempatkan untuk berada di ruang setengah lapangan. Pada kondisi itu Wijnaldum dan Sadio selalu mendapatkan ruang untuk menerima bola. Skuad Liverpool seberapa sering memiliki gelandang di ruang yang benar-benar bebas dalam penguasaan mereka.
Maka Gini atau Sadio mengoper bola melewati garis terakhir atau dari bek sayap, mereka benar-benar bebas dan bisa berbalik untuk memberikan crossing. Atau ketika menerima tekanan maka mereka meneruskan semua bola ini kembali ke bagian tengah dan mencoba melakukan sesuatu.
Jurgen Klopp menurunkan starter dengan menggunakan pola bakunya yaitu 4-3-3. Adrian seperti biasa berada di bawah mistar gawang. Empat bek mereka juga selalu menempatkan duet full back Alexander Arnold dan Robertson serta duet bek tengah Virgil van Dijk dan Joe Gomez.