Timnas Garuda akan berhadapan melawan rival bebuyutan Malaysia dalam kualifikasi Piala Dunia Qatar 2022. Laga itu merupakan laga perdana bagi kedua tim yang berlangsung Kamis (5/9/19) di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Dukungan menggelora dari Fans fanatik di Stadion Gelora Bung Karno merupakan hal yang menjadi salah satu faktor penting. Timnas Indonesia sejauh ini selalu dominan bila menjamu Malaysia di Gelora Bung Karno. Mereka hanya mengalami dua kekalahan yakni pada 28 Agustus 1962 dengan skor 3-2, dan 28 Desember 2004, dengan skor 2-1. Dari 95 pertandingan, skuad Merah Putih, meraih kemenangan 39 kali, kalah 35 dan 21 laga lainnya berkesudahan imbang (Goal.com 3/8/19).
Persaingan klasik antara Indonesia dengan Malaysia dalam sepakbola regional telah membangkitkan minat besar di negara masing-masing. Itulah sebabnya McMenemy berharap untuk memimpin Timnas Garuda di depan kerumunan sekitar 90.000 fans fanatic di Gelora Bung Karno.
Fanatisme dari dukungan Fans Indonesia bukanlah hal baru bagi pelatih atau para pemainnya, tetapi harus diakui bahwa tidak mungkin untuk tidak terpengaruh oleh suasana stadion yang menggelora penuh semangat.
"Berada di Indonesia, salah satu sisi lain dari memiliki begitu banyak dukungan. Jika kita memiliki stadion penuh yang lebih baik daripada memiliki pemain ke-12, itu akan seperti pemain ke-14. Siapa pun yang bisa masuk ke sana dan tidak terpengaruh mentalitasnya adalah pria yang lebih baik daripada saya, itu pasti. " Demikian kata Simon saat memberikan keterangan kepada The-AFC.com (3/9/19).
Simon mengakui bahwa skuadnya sudah terbiasa bermain di stadion besar, terbiasa bermain di bawah tekanan. Maka inilah yang membuat pertandingan kandang di Gelora Bung Karno menjadi lingkungan yang menakutkan dan sulit bagi tim lawan untuk datang. Para pemain Indonesia sendiri akan memiliki semangat lebih karena mereka terbiasa bermain di depan banyak dukungan.
Selain harapan dukungan para fans fanatik Timnas Garuda, Simon juga menerapkan kiat bagi para pemainnya dengan filosofi pendekatan fokus pada satu pertandingan.
"Berpikir terlalu jauh ke depan bisa berbahaya," kata McMenemy kepada The-AFC.com (3/9/19). "Jika saya kembali ke pengalaman saya di sepakbola liga, Anda harus berkonsentrasi pada satu pertandingan. Saya tahu itu pepatah sepakbola lama, tapi itu masuk akal. Anda hanya memusatkan semua yang dapat Anda lakukan pada apa yang akan terjadi melawan Malaysia dan begitu Malaysia selesai, Anda punya waktu tiga atau empat hari untuk bersiap bermain melawan Thailand, yang merupakan tantangan berbeda."
Demikian kiat Simon menghadapi dua laga awal kandang bagi Timnas Garuda seperti dilansir situs resmi AFC di atas. Kata kuncinya adalah fokus pada satu laga yang sedang dihadapi.