Pasukan Mauricio Pochettino berhasil membalikkan keadaan dari ketinggalan 0-1 di leg pertama menjadi 3-2 di leg kedua melawan Ajax di Johan Cruyff Arena, Amsterdam Kamis (9/5/19) dini hari WIB. Kebangkitan Tottenham Hotspur mungkin terinspirasi dari perjuangan yang dilakukan skuat Liverpool sehari sebelumnya yang berhasil menyingkirkan Barcelona dari perebutan babak final.
Dengan kemenangan Spurs 3-2 atas Ajax di Amsterdam ini membawa tim asal London ini lolos ke final karena unggul gol tandang dari Ajax. Akhirnya final Liga Champions 2019 mempertemukan tim yang berasal dari Premier League yaitu Liverpool dan Tottenham Hotspur. Bagi Spurs prestasi ini merupakan catatan sejarah pertama kalinya mereka berhasil bermain di babak final Liga Champions.
Pochettino menangis dan terharu karena sangat bangga pada para pemainnya. Skuat The Lilywhite ini menghasilkan kinerja terutama di babak kedua yang penuh dengan hati. Mereka telah menunjukkan keinginan dan keberanian untuk mencapai final Liga Champions UEFA yang pertama kalinya dalam sejarah klub London ini.
Menurut catatan Skysports.com (9/5/19), final Liga Champions 2019 hanya akan menjadi final Eropa ketiga terbesar dalam sejarah yang menampilkan dua tim asal  Inggris, setelah final Piala UEFA 1972 antara Spurs vs Wolves dan final Liga Champions 2008 antara Manchester United vs Chelsea.
Adalah sosok dalam skuat ini yaitu Lucas Moura yang berhasil melakukan hatrick sekaligus membalikkan ketinggalan 0-2 di babak pertama menjadi 3-2 di babak kedua. Semua yang hadir di Johan Cruyff Arena malam itu akan memberikan pujian kepada Moura. Juga malam itu adalah malam yang cukup mencengangkan di Amsterdam.
Bayangkan Ajax unggul 1-0 saat tandang di leg pertama dan di leg kedua unggul 2-0 hingga turun minum. Namun di babak kedua mereka kebobolan 3 gol oleh Lucas Moura sehingga agregat menjadi 3-3 namun Spurs yang lolos ke final karena unggul gol tandang yaitu 2 gol dibandingkan Ajax yang hanya 1 gol.
Seusai laga Lucas Moura, pahlawan hatrick Tottenham ini kepada UEFA.com (9/5/19) mengatakan, "Tidak mungkin menjelaskan apa yang saya rasakan. Saya sangat, sangat bahagia dan bangga dengan rekan satu tim saya. Kami selalu percaya pada saat ini, bahwa itu mungkin. Kami memberikan segalanya dan pantas saat ini. Kami adalah keluarga."
"Saya selalu percaya pada rekan satu tim saya. Kami memiliki banyak kualitas, bahkan tanpa pemain kunci. Itu tim kami, itu keluarga kami. Kami perlu bertarung di setiap pertandingan seperti ini. Saya hanya perlu mengucapkan terima kasih kepada rekan tim saya karena apa yang saya tinggalkan di Tottenham benar benar luar biasa."
Demikian pemain ini menumpahkan segala perasaannya sebagai gambaran suka cita atas keberhasilannya membawa Tottenham lolos ke final Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Apa yang dilakukan Lucas Moura akan menjadi tinta emas bagi klub Tottenham Hotspur.
Bagi Mauricio Pochettino lolos ke final Liga Champions bersama Tottenham Hotspur adalah impiannya selama ini. Bahkan jika di final mereka berhasil meraih trofi maka Pochettino adalah Manajer pertama Spurs yang berhasil mencatat sejarah meraih trofi kompetisi paling bergengsi di Eropa ini.
Lolos ke final saja sudah hal yang luar biasa. Pochettino menganggap para pemain adalah pahlawan dan sekarang mereka adalah pahlawan super karena telah berhasil membawa Spurs menuju final Liga Champions. Berada di final hampir merupakan keajaiban. Tidak ada yang percaya pada Spurs di awal musim bahwa mereka akhirnya sepenuhnya pantas menang dan berada di sana.