Laga matchday pertama di grup B Piala AFF U-22 menghasilkan kejutan ketika tuan rumah Kamboja yang tidak diunggulkan berhasil mengalahkan Malaysia 1-0. Laga tersebut berlangsung di National Olympic Stadium Phnom Penh, Senin (18/2/19) setelah laga Indonesia lawan Myanmar yang berakhir 1-1.
Pelatih Malaysia, Datuk Ong Kim Swee terlihat sangat kecewa dengan hasil skuat asuhannya. Dalam jumpa pewarta hal tersebut dikatakan sebagai hasil yang buruk.  "Itu jelas bukan hasil yang baik. Kami tidak bermain bagus tetapi tuan rumah melakukannya dengan baik untuk mengalahkan kami. Kita harus bangkit  dari kekalahan ini dan memenangkan pertandingan berikutnya." Demikian kata pelatih Malaysia Datuk Ong Kim Swee seperti dilansir Aseanfootball.org (18/2/19).
Malaysia akan bertemu dengan Timnas Garuda U-22 pada Rabu (20/2/19) pukul 15.30 WIB di National Olympic Stadium, Phnom Penh. Pertemuan dua tim ini menjadi laga yang sangat krusial yang sama-sama wajib dimenangkan. Bagi Malaysia jika kalah dalam laga ini maka mereka dipastikan tersisih dari turnamen ini. Â
Ada satu hal yang menarik seusai laga tersebut yaitu komentar Pelatih Kamboja, Felix Dalmas malah menyinggung nama Indonesia. "Saya sangat bangga dengan para pemain. Dan kemenangan ini untuk mereka dan juga untuk para penggemar. Kami menantikan pertandingan berikutnya melawan Indonesia, "kata pelatih kepala Kamboja Felix Dalmas seperti dilansir Aseanfootball.org (18/2/19).
Rupanya dalam pikiran Felix Dalmas ada semacam ambisi pribadi untuk mengalahkan Indonesia dalam laga terakhir mereka di grup B ini. Suatu hal yang harus diwaspadai oleh Indra Sjafri dan skuatnya.
Indra Sjafri mengakui hasil imbang 1-1 melawan Myanmar karena anak asuhnya belum bisa mengembangkan permainan di awal-awal laga. Bisa dilihat dibabak pertama itu gol Myanmar terjadi hanya karena kesalahan dari pemain Garuda Muda yang lalai mengamankan bola. Kurang siap mengantisipasi pergerakan pemain lawan.
"Pertandingan pertama kita akui selalu sulit. Pasti akan ada evaluasi karena saya punya banyak pengalaman menghadapi Malaysia pada laga selanjutnya selalu berat. Tapi kita akan tetap terapkan attacking game dan target harus menang." Hal ini dikatakan pelatih berusia 56 tahun tersebut, usai kedua tim berlaga di Stadion Nasional Olimpiade, Phnom Penh, seperti dirilis PSSI.org (18/2/19).
Permainan menyerang Garuda Muda sebaiknya bukan dengan format 4-3-3 namun dengan 4-2-3-1. Formasi yang pertama diterapkan saat berhadapan dengan Myanmar seringkali terlambat transisi positif ke bertahan. Hanif, Zola dan Luthfi yang memiliki tanggung jawab mengelola keseimbangan ini sering terlambat turun.
Jika digunakan pola 4-2-3-1 ada dua pivot yang memang bertugas disana sebagai penyeimbang transisi. Tugas tersebut bisa diserahkan kepada Hanif dan Luthfi. Mereka membentengi 4 bek yang diisi Asnawi Mangkualam, Andy Setya, Rachmat Irianto dan Firza Andika serta penjaga gawang Awan Setho.Â
Sedangkan Zola bisa beroperasi bebas dibelakang striker Marinus Wanewar yang  saatnya diturunkan saat berhadapan dengan Malaysia. Sedangkan Todd Ferre bisa diturunkan pada babak kedua menggantikan posisi Gian Zola. Dua sayap Garuda Muda tetap dipercayakan kepada Witan dan Osvaldo.
Komposisi tersebut diprediksi cukup menjanjikan apalagi mereka sudah beradaptasi dengan baik terhadap rumput sintetis stadion National Olimpiade di Kamboja ini.