Dua gol Marko Simic mengantarkan klub Persija Jakarta meraih Juara Liga 1 tahun 2018. Gelar yang sudah mereka impikan sejak 17 tahun yang lalu saat mereka meraihnya di tahun 2001. Tetapi ada hal yang masih mengganjal sebagian  orang tentang dua gol dari Marko Simic tersebut. Salah satunya adalah pendapat Rahmad Darmawan pelatih Mitra Kukar yang juga pernah menjadi pelatih Persija.
Apa kata RD, sapaan karib Rahmad Darmawan? Mantan pelatih Persija dan Timnas ini menilai Mitra Kukar semestinya tidak dihukum dengan penalti, demikian pula untuk gol kedua dinilai telah terjadi pelanggaran sebelumnya yang dilakukan oleh Ramdani Lestaluhu kepada kiper Mitra Kukar.
"Pertama penalti, karena jujur saya protes dan menurut pengamatan saya Marko Simic tidak menguasai bola dan dua pemain mereka mengapit pemain saya. Lalu yang kedua, awalnya saya tidak mau protes, tapi saya lihat pemain saya sudah emosional sehingga saya mendatangi mereka, dan saya demi menepis protes berlebihan pemain kepada mereka, maka saya marah saja kepada asisten wasit dan hakim garis."
"Saya bilang, silakan lihat rekamannya, supaya lebih fair. Di situ adalah kotak penjaga gawang, dan kiper tidak boleh diganggu di area itu. Itu mutlak seperti itu kalau menurut saya." Demikian pernyataan Rahmad darmawan seusai laga tersebut seperti dilansir banyak media on line seperti Fourfourtwo.com (10/12/18) dan Bolasport.com (10/12/18).
Memang benar bahwa semua penonton Televisi bisa melihat dengan jelas dalam tayangan ulang, Yoo Jae Hoon kiper dari Naga Mekes mendapat sedikit dorongan dari pemain Persija, Ramdani Lestaluhu sehingga memberi kesempatan kepada Simic untuk menyundul bola menjadi gol.
Jika posisi Penjaga garis tidak bisa melihat gangguan Ramdani mungkin masih wajar namun Wasit yang berada di kotak penalti rasanya tidak masuk akal jika tidak melihat pelanggaran tersebut.
Jangan sampai persoalan wasit ini menjadi hal yang terus menerus merusak sportivitas yang seharusnya dijunjung tinggi pesepakbola kita. Mungkin ini juga salah satu sebab mengapa pemain-pemain muda kita menjadi mandeg prestasi mereka disaat mereka masuk dalam Liga tertinggi negeri ini. Bagaimana sebuah Liga level atas bisa menjadi rujukan prestasi Tim Nasional jika kualitas wasit banyak dipertanyakan.
Sebagai pelatih Mitra Kukar, RD tidak mempermasalahkan kekalahan klub asuhannya dari Persija namun dia masih merasakan kecewa terhadap kinerja Wasit yang dinilainya sangat ceroboh. Kualitas wasit yang selama ini selalu menjadi sorotan kembali membuat ulah tidak terpuji.
Rahmad Darmawan hanya sebagian kecil saja dari orang-orang yang sangat kecewa terhadap kinerja perwasitan di Indonesia. Seharusnya Federasi mulai kembali menata dengan baik kualitas wasit mereka. Mungkin tidak hanya kualitas teknis juga kualitas yang non teknis perlu dibenahi karena para mafia bola masih tetap mengintai setiap saat. Â
Selamat kepada Persija Jakarta atas raihan Trofi Juara Liga 1 tahun 2018.
#hensa #kompasiana Â