Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indra Sjafri Kandidat Kuat Pelatih Timnas U-22, Pantaskah?

1 Desember 2018   04:47 Diperbarui: 1 Desember 2018   04:59 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Egy Maulana Vikri dan Indra Sjafri (Foto Sigid Kurniawan/ANTARA)

Beberapa hari ini dunia sepakbola Nasional sedang dirundung duka karena kegagalan Garuda Senior di ajang Piala AFF. Bima Sakti sebagai pelatih Timnas Garuda di ajang tersebut sudah dipastikan selesai mengakhiri tugasnya dan akan ditunjuk pelatih baru. Exco PSSI juga akan menugaskan pelatih-pelatih untuk Timnas lainnya yaitu Timnas U-22, Timnas U-19 dan Timnas U-16.

Beredar kabar bahwa salah satu kandidat kuat untuk menangani Timnas U-22 adalah Indra Sjafri. Apalagi seiring dengan berita tersebut ada kabar bahwa Fachri Husaini sudah tidak lagi bersedia melatih Timnas U-16 dan hanya siap sebagai Pelatih usia muda di atasnya. Bisa jadi yang dimaksud Fachri adalah Timnas U-19. Pertanyaannya apakah Indra Sjafri memiliki kompetensi yang cukup untuk menjadi pelatih Timnas U-22 yang akan terjun dalam ajang Piala AFF, kualifikasi Piala Asia U-23 dan SEA Games 2019 Manila.  

Banyak catatan yang pernah ditorehkan Indra Sjafri seperti juara Piala AFF 2013 bersama Timnas U-19 namun gagal di Piala Asia U-19 tahun 2014. Pada tahun 2018 Indra Sjafri berhasil membawa Timnas U-19 lolos dari fase grup menuju 8  besar Piala Asia U-19 di Jakarta. Hasil ini merupakan progress dari pelatih asal Minang ini dibandingkan hasil Piala Asia 2014 yang gagal lolos dari fase grup.

Mungkin perlu juga kita sekilas mengikuti perjalanan Indra Sjafri bersama Garuda Nusantara dalam 2 tahun terakhir ini. Garuda Nusantara mendapatkan hasil mengecewakan saat mengikuti Pra Piala Asia U-19 2018 di Paju, Korea Selatan, 31 Oktober-8 November 2017. Hasil buruk yang ditorehkan Indonesia U-19 itu menjadi tamparan keras bagi PSSI.

Egy Maulana Vikri dan kawan-kawan hanya bisa menang atas Brunei Darussalam dan Timor Leste dengan skor 5-0, untuk masing-masing laga. Sisanya, mereka dipermalukan Korea Selatan empat gol tanpa balas, dan yang paling mengecewakan adalah kalah dari Malaysia dengan skor telak 4-1 (The AFC.com 8/11/17). Indonesia akhirnya hanya finis di posisi ketiga fase grup. Beruntung, mereka tetap lolos ke putaran final, karena Indonesia adalah tuan rumah Piala Asia U-19 tahun 2018.

Tercatat, Indra menggelar sepuluh kali uji coba dan membawa timnya mengikuti tiga event internasional pada tahun 2017. Dari sepuluh laga uji coba, mereka menang enam kali, seri tiga kali, serta menderita kekalahan satu kali. Satu-satunya kekalahan Indonesia U-19 di laga uji coba adalah saat ditaklukkan Espanyol B, dengan skor 4-2 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, 14 Juli 2017 (PSSI.org 15/7/18).

Kemudian, mereka mengikuti Turnamen Toulon 2017. Bertemu tim kuat seperti Brasil U-20, Republik Ceko U-19, dan Skotlandia U-20, Indonesia menderita kekalahan dari tiga tim tersebut di fase grup dengan hanya mampu mencetak satu gol dan kebobolan lima gol.

Dilanjutkan dengan berkiprah di Piala AFF U-18 2017. Walaupun gagal juara namun waktu itu Nurhidayat dan kawan-kawan mampu meraih empat kemenangan dan menderita dua kekalahan dari enam laga yang mereka jalani. Total, mereka mampu melesakkan 28 gol (termasuk dua gol dalam babak adu penalti di babak semi-final melawan Thailand) dengan hanya kemasukkan delapan gol.

Tapi performa mereka merosot tajam di kualifikasi Piala Asia U-19 2018 di Paju Korea Selatan. Di ajang ini, mereka hanya meraih dua kemenangan dari Brunei dan Timor Leste tetapi takluk dua kali dari Korea Selatan dan Malaysia. Mencetak 11 gol dan kemasukkan delapan gol.

Dalam event ini pun terlihat, bagaimana kesulitannya Witan Sulaeman dan kawan-kawan untuk mendapatkan solusi keluar dari tekanan tim yang selevel apalagi yang levelnya di atas mereka seperti Korea Selatan.

Jika melihat jumlah gol yang mampu dilesakkan, tim asuhan Indra Sjafri ini bisa dibilang sangat subur. Total mereka mampu mencetak 59 gol dari 23 pertandingan yang dijalani dalam uji coba maupun turnamen resmi. Artinya, mereka bisa mencetak rata-rata 2,56 gol per laga. Namun lini pertahanan juga menjadi sorotan karena mereka total kemasukkan 27 gol. Hal itu yang membuat rerata kebobolan mereka menjadi 1,17 gol per laga (Goal.com 30/4/18).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun