Laga terakhir melawan Filipina di fase Grup B Piala AFF 2018 tidak berpengaruh pada kelolosan Indonesia ke semi final. Laga ini justru meloloskan Filipina ke semi final karena berhasil meraih satu poin dari hasil seri dengan tuan rumah Indonesia. Sudah sejak dari awal turnamen ketika itu dalam laga perdana Timnas Garuda kalah 0-1 dari Singapore. Sejak itu mulai ramai para netizen membuat tagar Edy Out di medsos atau media on line.
Merupakan hal yang wajar jika Fans Garuda kecewa dengan kegagalan Timnas dalam ajang Piala AFF ini. Berbeda dengan yang pernah dicapai di Asian Games yang lalu, hasilnya memang tidak mencapai target namun masih merasakan ada kebanggaan dalam diri skuat Garuda karena mereka sudah menampilkan performa terbaik mereka. Luis Milla berhasil memberikan karakter kuat dalam skuat Timnas Garuda. Sangat disayangkan karakter tersebut hilang saat tim yang sama dipegang Bima Sakti.
Sudah kita ketahui bahwa performa Timnas Garuda dalam ajang Piala AFF ini sangat mengecewakan dan rasa kecewa ini dilampiaskan kepada Sang Ketua Umum yang rangkap jabatan sebagai Gubernur Sumatera Utara. Kesibukan sebagai Gubernur dan jarak yang jauh dari Medan ke Jakarta merupakan kendala serius bagi Ketum PSSI dalam mengelola manajemen federasi.Â
![Achsanul Qosasi Presiden Madura United (Foto ANTARA/Hafiz Mubaraq)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/11/28/antarahafizmubaraqichsanul-5bfdb0b96ddcae37f6787c42.jpg?t=o&v=770)
Kendati demikian Petinggi Madura United ini tidak menginginkan Edy Rahmayadi dimundurkan melalui Kongres Luar Biasa (KLB). Madura United ingin mundurnya Edy dari Ketua Umum PSSI melalui cara yang lebih bagus. Usulan Achsanul ini sangat bagus dan patut diapresiasi. Sekarang tergantung dari Bapak Edy Rahmayadi apakah beliau mau mundur atau masih sanggup membagi waktu dari Medan ke Jakarta membagi waktu dengan kesibukan Gubernur.
Sebenarnya dulu rangkap jabatan juga pernah terjadi di PSSI adalah saat Ketua Umum Azwar Anas dan Agum Gumelar. Beliau berdua saat itu juga menjabat sebagai Menteri Perhubungan namun mereka berdomisili di Jakarta sehingga setiap saat bisa dengan cepat bisa memutuskan hal hal penting dalam rapat Exco di Jakarta. Berbeda dengan Edy Rahmayadi, sebagai Gubernur Sumut beliau harus berdomisili di Medan.
Mungkin andai saja beliau adalah Gubernur DKI misalnya atau Gubernu Jawa Barat maka hambatan jarak tidak menjadi masalah. Hal ini karena banyak sekali program sepakbola yang harus cepat diputuskan dalam sebuah rapat Exco sehingga kendala jarak menjadi hal yang patut menjadi perhatian.
Usul baik dari Madura yang dikemukakan Achsanul Qosasi ini semoga saja bisa direspon dengan baik pula oleh Edy Rahmayadi. Bukan soal rangkap jabatannya namun soal apakah memiliki kesanggupan mengelola sepakbola dengan baik dari jarak jauh.
Bisa jadi jika Timnas Garuda berhasil meraih prestasi baik di ajang Piala AFF ini, mungkin tidak pernah muncul tagar Edy Out di media social. Jika Timnas Garuda berprestasi berarti pengelolaan Timnas berjalan dengan baik walaupun Ketumnya rangkap jabatan dan berjarak jauh dari Jakarta. Namun faktanya sekarang Timnas benar-benar terpuruk.
Bagaiman Bapak Edy Rahmayadi dengan usulan dari Madura ini?Â
#hensa #kompasianaÂ