Singapore jauh lebih taktis menerapkan permainan serangan balik. Menunggu dengan sabar. Sementara Garuda menyerang monoton dan selalu tergesa-gesa dan mudah diantasipasi.
Tidak bisa dibohongi bahwa pengalaman memang sangat berperan dalam laga sebuah turnamen untuk Timnas Senior seperti Piala AFF ini. Fandi Ahmad harus diakui jauh lebih berpengalaman meracik taktik dibandingkan Bima Sakti yang terkesan masih begitu polos.
Kenyataan ini membuat rasa khawatir bagi skuat Garuda karena laga-laga di depan harus berhadapan dengan Thailand dan Filipina yang ditangani pelatih lebih berpengalaman lagi seperti Sven Goran Eriksson (Filipina) dan Milovan Rajevac (Thailand). Bahkan laga terdekat melawan Timor Leste di GBK Jakarta, Selasa (13/11/18) menjadi laga hidup mati bagi Bima Sakti dan Skuat Garuda. Â Â
Kekalahan yang harus bisa membuka mata bagi Timnas Garuda untuk kembali bangkit dan mulai lagi berjuang mempertahankan kehormatan negeri.
Bravo Merah Putih.
#hensa #kompasianaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H