Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala AFF 2018, Bima Sakti Mengukur Kekuatan Singapore

7 November 2018   08:17 Diperbarui: 13 November 2018   18:20 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika PSSI memutuskan Bima Sakti sebagai Pelatih Timnas Garuda Senior untuk Piala AFF 2018, banyak yang meragukan kompetensinya. Hal tersebut wajar jika mengingat Bima belum berpengalaman melatih Timnas sebelumnya. Bahkan Bima sama sekali belum pernah melatih sebuah klub pun di Liga 1.

Selama ini Bima Sakti adalah asisten Pelatih Luis Milla dalam ajang Piala AFF U-22 dan Asian Games 2018. Bima sendiri tidak menyangka akan ditunjuk sebagai pelatih Timnas Senior karena PSSI masih berniat untuk memperpanjang kontrak Luis Milla.

"Awalnya saya kan diberi tugas oleh PSSI untuk FIFA matchday tiga pertandingan lawan Mauritius, Myanmar, dan Hong Kong. Alasannya menggantikan sementara coach Luis Milla karena sambil menunggu proses negosiasi antara coach Milla dan federasi (PSSI). Sempat terkejut juga akhirnya saya dipilih, dan saya bersyukur," kata Bima dikemukakannya kepada Goal.com (5/11/18).  

Keraguan banyak kalangan dari mulai pengamat hingga supporter Timnas Garuda masih bisa dimaklumi. Bagi Bima Sakti sendiri harus bisa memberikan bukti kepada mereka yang meragukan kemampuannya. Menyikapi hal ini dengan positif jauh lebih baik daripada membalas kritikan dengan nyinyiran. Menyikapi hal ini harus dengan tekad dan semangat untuk mempertaruhkan kehormatan negeri tercinta.

Tekad tersebut memang dikemukakan Bima Sakti yang ingin memperbaiki pencapaiannya di Piala AFF lebih baik dibandingkan ketika ia masih jadi pemain. 

Apalagi tim yang dibawanya berisikan skuat yang terbaik yang sejauh ini dimiliki Indonesia. "Masih ingat dulu waktu namanya masih Piala Tiger sempat masuk final dan semi-final. Sekarang kesempatan saya sebagai pelatih untuk bisa membawa Indonesia juara," kata Bima Sakti seperti dilansir Aseanfootball.org (5/11/18).

Tekad seperti ini sangat penting namun juga harus diiringi dengan data rinci kemampuan lawan dan ukuran kemampuan sendiri dari skuat Timnas Garuda.  Gambaran kekuatan Tim Singapore sudah dipegang oleh Bima Sakti. Saat ini dirinya hanya tinggal menyiapkan skuat Garuda yang siap turun.

Bima pun teringat dengan pertandingan semifinal SEA Games 1997 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Saat itu Fandi Ahmad, pelatih Tim Singapore menjadi satu-satunya pemain yang berhasil menjebol gawang Indonesia. Adapun dua gol dari Indonesia dicatat Bima dan Fakhri Husaini.

Pada ajang tersebut Bima sempat bermain dengan beliau Fandi Ahmad. Indonesia mengalahkan Singapore dengan 2-1 dan 1 gol Singapore adalah sundulan Fandi Ahmad ke gawang Indonesia. Kini Bima bertemu dengan Fandi sama-sama sebagai Pelatih Timnas mereka.

Catatan lain yang bisa dijadikan pegangan adalah pertemuan terakhir Bima dan Fandi terjadi dalam laga uji tanding Timnas Indonesia U-23 dan The Lions U-23 pada Maret 2018 yang berkesudahan 3-0 untuk Febri Hariyadi dan kawan-kawan. Bima Sakti saat itu adalah asisten pelatih Luis Milla.

Ada tiga pemain kunci Singapore yang perlu menjadi perhatian Bima Sakti pada laga perdana Timnas Garuda di babak penyisihan Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Nasional, Kallang, Singapura, Jumat (9/11). Mereka adalah bek Baihakki Khaizan serta dua penyerang Shahril Ishak dan Khairul Amri.

Mereka adalah pemain senior The Lions yang berpengalaman. Ketiganya juga tercatat masuk dalam skuat timnas Singapore yang menjadi juara pada Piala AFF 2004. Ketika itu The Lions mengalahkan Timnas Indonesia pada laga final yang berlangsung dalam system kandang dan tandang.

Selain tiga pemain senior tersebut, Pelatih Fandi Ahmad juga mengandalkan para pemain muda seperti Jacob Mahler dan Iqbal Hussain. Saat ini para pemain Singapore menyadari sebagai tim yang tidak diunggulkan dalam ajang Piala AFF ini. 

Untuk itu Fandi akan menanamkan sikap pantang menyerah kepada skuatnya sampai akhir turnamen. Sikap pantang menyerah ini cukup berhasil ketika skuat Fandi Ahmad ini belum terkalahkan sejak ditanganinya. The Lions menang tiga kali dan imbang sekali dalam empat laga internasional terakhir mereka.

Sama seperti formasi Timnas Garuda, Fandi juga gemar menerapkan formasi 4-2-3-1 dengan melakukan penguasaan bola serta membangun serangan dari lini belakang. Maka, inilah yang akan menjadi laga yang sangat menarik ditunggu. 

Timnas Garuda juga menggunakan formasi yang sama namun kemungkinan dikombinasikan dengan taktik menunggu sebelum melakukan serangan balik. Kita tunggu kecerdikan Bima Sakti.

Selamat berjuang Timnas Garuda untuk kebanggaan Indonesia.

#hensa #kompasiana 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun