Harry Kane berhasil meraih Budweiser Man of the Match ketika Inggris berhasil mengalahkan Kolombia 4-3 dalam drama adu penalti di Stadion Spartak Moscow, Rabu 4 Juli 2018 pukul 01.00 WIB. Laga yang ketat penuh letupan emosi dengan tensi tinggi ini akhirnya harus diselesaikan dalam adu penalti setelah dalam 90 menit waktu normal dan 30 menit perpanjangan waktu skor masih sama kuat 1-1.
Empat pemain Inggris berhasil menyarangkan bola ke gawang Kolombia dalam adu penalti tersebut. Hanya satu yang gagal dalam tendangan penalti adalah  Jordan Henderson yang tedangannya dapat di blok penjaga gawang Kolombia, Ospina. Sedangkan dari Kolombia ada dua pemain yang gagal menembus gawang Inggris yaitu Mateus Uribe dan Carlos Bacca. Mereka tendangannya membentur mistar dan satu tendangan lainnya dapat diblok oleh penjaga gawang Inggris, Pickford.
Kemenangan ini membawa Inggris menuju perempat final melawan Swedia dan membuka peluang Harry Kane dalam perburuan untuk meraih Adidas Golden Boot sebagai pencetak gol terbanyak dalam turnamen ini. Dalam catatan FIFA.com (4/7/18) Harry Kane masih memimpin peraihan gol terbanyak dengan 6 gol mengungguli pesaingnya Ronaldo 4 gol dan Romelu Lukaku 4 gol. Kane tinggal bersaing dengan Lukaku karena Ronaldo sudah tersisih dari persaingan setelah Portugal dikalahkan Uruguay di babak 16 besar. Â Â
Dengan enam gol ini, Harry Kane juga telah melampaui rekor striker Inggris lainnya Geoff Hurst (5 gol) sekaligus berada diposisi kedua sebagai pencetak gol terbanyak bagi Tim Tiga Singa di Piala Dunia setelah Gary Lineker  dengan 10 gol. Kane juga menjadi orang Inggris kedua setelah Lineker yang mencetak enam gol pada satu Piala Dunia.
![Selebrasi Tim Inggris (Foto FIFA.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/07/04/englandmenang-adupenaltififacom-5b3c8667dd0fa872141943a2.jpg?t=o&v=770)
Skema bermain Inggris ini menyerang apalagi dengan 3 gelandang mereka yang aktif membantu serangan baik dari sisi sayap maupun umpan terobosan langsung ke kotak penalti. Pergerakkan Lingard, Dele Ali dan Henderson benar-benar menguasai lini tengah. Tidak heran jika Inggris mendominasi permainan paling tidak hingga terjadi gol hasil tendangan penalti Harry Kane menit ke 57.
Setelah unggul 1-0 ini, Inggris mulai menurunkan tempo permainan yang justru menjadi boomerang bagi mereka. Mengulur waktu dengan berbagai cara adalah sikap yang tidak elok  walaupun itu dibernarkan dalam permainan sepakbola. Kolombia merasa memiliki momentum untuk menyamakan kedudukan. Akhirnya hal tersebut terwujud dimasa injury time menit ke 93 ketika sundulan Mina tidak bisa diselamatkan kiper Inggris, Pickford.
Pada babak kedua tersebut Inggris bermain tanpa nyali. Berbeda dengan Kolombia yang pemainnya terus bergerak membuka ruang dan peluang mencetak gol. Falcao berjuang di depan didukung oleh Cuadadro dan Sanchez. Mereka begitu tinggi semangat militannya dan layak jika akhirnya berhasil menyamakan kedudukan, walaupun akhirnya harus kalah dalam adu penalti.
Secara keseluruhan melihat performa Inggris saat bermain melawan Kolombia belum memperlihatkan penampilan yang layak sebagai kandidat juara Dunia. Walaupun Harry Kane sangat cemerlang namun permainan tim secara keseluruhan terutama di babak kedua sangat jauh dari harapan para fans mereka. Â
Jika Inggris masih bermain seperti performa mereka saat melawan Kolombia maka lampu merah sudah menanti di perempat final yaitu ancaman dari Swedia. Bagaimanapun pantas ucapan selamat diberikan kepada Tim Tiga Singa ini atas keberhasilan mereka lolos ke perempat final Piala Dunia 2018. Menunggu kiprah mereka selanjutnya tapi jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda.
#hensa4072018