Kita sudah mengetahui bahwa Tim Bulutangkis Piala Uber hanya mampu berkiprah hingga perempat final setelah dikalahkan Tim Uber Cup Thailand dengan skor tipis 2-3. Indonesia sebenarnya dalam keadaan unggul 2-1 setelah Greysia/Apriyani dan Gregoria Mariska menyumbangkan poin dan hanya Fitriani yang kehilangan poin.
Hal itu artinya hanya tinggal satu poin saja Indonesia lolos ke semi final. Namun sangat disayangkan, ganda Della/Rizki harus kehilangan poin sehingga Thailand menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Tugas berat Ruselli Hartawan di tunggal ketiga akhirnya belum berhasil untuk meraih poin ketiga (BWF.tournamentsoftware.com 24/5/18).
Baiklah, bagaimanapun juga perjuangan Srikandi Bulutangkis Indonesia sudah sangat luar biasa. Mereka sudah bermain maksimal dan all out. Untuk itu sudah selayaknya mendapat penghargaan dan apresiasi kepada Tim Uber Cup Nasional. Belum berhasil merebut kembali Piala Uber ke pangkuan Ibu Pertiwi jangan dijadikan sebagai suatu kegagalan namun jadikan sebagai bahan evaluasi menghadapi ajang ke depan, misalnya Asian Games yang sudah di depan mata. Â
Seusai ajang Piala Uber sebenarnya banyak juga hal yang menggembirakan salah satunya adalah performa menjanjikan  dari seorang Gregoria Mariska Tunjung. Dari empat laga yang dijalani bersama tim Uber Cup, Jorji selalu menyumbangkan poin artinya dia tidak terkalahkan. Gadis berusia 18 tahun ini mengalahkan pemain yang peringkat dunianya lebih tinggi yaitu pemain Malaysia Goh Jin Wei, Gao Fanjie (China) dan Nitchaon Jindapol (Thailand).
"Setelah kejuaraan dunia junior dan Uber Cup, kita mau naikin dia ke-20 besar, tapi kembali lagi ke pribadinya dia, jangan sampai dia sudah puas sampai di sini. Stroke dia bagus, tapi kecepatan kaki kekuatan harus ditingkatkan lagi. Dia harus punya disiplin, sikap profesional sebagai seorang pemain. Karena untuk naik ke atas, dia harus siap dengan segala hal tapi di luar lapangan." Demikian pendapat Susy Susanti, Legenda Bulutangkis peraih Emas Olimpiade Barcelona 1992, seperti dilansir Sport.detik.com (27/5/18).
Susy menjelaskan bahwa Gregoria yang akrab dipanggil Jorji ini memang bermain sangat impresif. Hal ini karena Jorji mau berlatih lebih dibandingkan dengan atlit lainnya. Namun hal tersebut belum cukup untuk menempatkannya pada jajaran elit tunggal putri Dunia.
Masih dibutuhkan polesan dan kerja keras yang harus keluar dari dirinya sendiri. Tidak boleh cepat merasa puas dengan prestasi saat ini dan harus mampu mengalahkan diri sendiri. Walaupun Jorji memiliki potensi yang menjanjikan namun tanpa kemauan dari dirinya maka tidak akan pernah berhasil menjadi seorang tunggal putri dengan level Dunia.
Jika Jorji mampu bersikap profesional, disiplin, konsisten dengan kemauan dirinya untuk menjadi tunggal putri level atas maka Jorji tidak hanya masuk ke dalam jarjaran 20 besar Dunia, bisa saja masuk 10 besar bahkan mungkin nomor satu. Suatu hal yang bukan mustahil jika ada kemauan dari Sang Pemain.
Indonesia menunggu lahirnya tunggal putri kebanggaan yang berhasil menaklukan Bulutangkis Dunia. Bravo Bulutangkis Nasional.Â
#hensa29052018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H