Jupp Heynckes mungkin tidak tega menyebutkan sesuatu yang dianggapnya bodoh kepada penjaga gawang klub asuhannya. "Pada tingkat tinggi ini Anda tidak dapat membuat kesalahan seperti yang kami buat setelah paruh waktu. Ulreich sedang mengalami black-out." Demikian Heynckes mengutarakan kekecewaannya kepada Skysports.com (2//18) ketika Madrid mencetak gol keduanya melalui Benzema dengan sangat mudah. Gol ini seolah hadiah paling indah dari Ulreich untuk Madrid.
Gol ini juga adalah awal kegagalan Bayern karena mereka harus ketinggalan 1-2 dan membutuhkan 2 gol untuk membalikkan keadaan. Sampai akhirnya James Rodriguez berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit ke 63 (UEFA.com 2/5/18). Masih ada waktu sebenarnya bagi mereka untuk mendapatkan gol ketiga, namun Real Madrid benar-benar sangat kokoh mempertahankan gawangnya dengan baik.
Jupp melihat tim asuhannya bermain sangat cemerlang malam itu. Bahkan diapun menganggap selama dua leg semifinal, adalah tim yang lebih baik dari lawannya. Hal ini terbukti bahwa semua yang dilakukan Madrid adalah serangan balik. Bayern sangat mendominasi pertandingan, namun penjaga gawang, Keylor  Navas bermain sangat luar biasa.
Seperti yang sering terjadi dalam sepakbola, adalah hal-hal yang kecil yang kadang-kadang tidak diperkirakan justru menentukan hasil pertandingan. Itulah yang terjadi dengan Bayern Munich. Â "Kami sangat kecewa. Tim saya memainkan pertandingan yang luar biasa. Saya belum melihat Bayern bermain sebaik itu selama bertahun-tahun." Kata Heynckes seperti dilansir Skysports.com (2/5/18). Kekecewaan yang wajar ketika sebuah harapan muncul namun hilang begitu saja gegara sebuah kesalahan kecil dari seorang Ulreich yang berakibat fatal.
Sepakbola memang seni yang memadukan dukungan teknik, spirit dan mental menjadi satu. Ketiga faktor tersebut harus serasi saling mendukung. Salah satu saja dari faktor tersebut mengalami error maka bersiaplah untuk menerima hal  yang buruk. Tim sekaliber Bayern Munich saja masih mengalami hal serupa yang menjadikan tim papan atas Eropa ini menerima kegagalan lolos ke final Liga Champions Eropa.
Seorang pelatih sekaliber Jupp Heynckes saja akhirnya harus pasrah menerima keadaan yang menimpa tim asuhannya. Demikian pula Opa Jupp ini juga harus memaklumi dengan kesalahan fatal Ulreich yang bisa saja dialami oleh penjaga gawang manapun.
Kembali fakta berbicara bahwa Madrid lebih pantas lolos ke final setelah menahan 2-2 Munich di Santiago Bernabeu dalam leg kedua semifinal Rabu (2/5/18). Madrid juga memiliki peluang untuk mempertahankan gelar trofi Liga Champions tahun ini. Mungkin sejarah akan tertulis jika terjadi di final Madrid berhasil meraih gelar juara, ini berarti klub ini yang pertama melakukan hattrick merebut Liga Champions sejak 2016, 2017 dan 2018. Sejauh ini Madrid adalah pengolesi 12 kali juara Liga Champions.
#hensa2052018
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI