Akhirnya saat visitasi yang dinanti tiba. Semua bebenah mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Yang dulu tiada menjadi ada. Yang tidak ada diada-adakan. Semua demi penilaian demi asesor. Semua dikondisikan semua dinilai. Demi nilai demi status. Seperti politik yang belakangan semakin memanas.
Banyak pihak seperti tersadar dari mimpi. Yang dulu vokal sering memberi kritik mulai terlihat ada benarnya. Kalau dilihat semua melalui jalur hukum yang resmi. Semua gugatan dikabulkan hingga syarat usia bisa diubah serta bisa memenuhi atau agar memenuhi persyaratan. Sungguh sebuah rencana atau pemikiran yang sungguh terencana.
Di media sosial juga mulai muncul curhatan dari bebeberapa tokoh nasional untuk diketahui curhat itu curahan hati. Dibanding orde baru era saat ini lebih hebat lebih mempersiapkan lebih merencanakan lebih terarah lebih terukur. Banyak yang tidak menyangka hal ini bisa terjadi banyak yang sakit hati. Sungguh diluar nalar diluar prediksi banyak orang.
Hal ini dapat menimbulkan gejolak nasional. Bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan secara nasional. Bisa menjadi sejarah baru di dunia padahal bukan kerajaan bukan monarki. Bagaimana dampaknya secara nasional? Masih harus menunggu karena hingga tulisan ini dibuat pasangan ini belum resmi mendaftar ke komisi yang bersangkutan.Â
Bila ini negara monarki mungkin sudah layak dan sepantasnya dilanjutkan oleh anak cucunya tapi negara ini bukanlah kerajaan atau monarki. Kalau dilihat ke belakang semua yang pernah dikatakan sepertinya pasti akan terjadi. Oleh sebab itu sebagai rakyat kecil atau sebutan kerennya wong cilik hanya bisa menjadi penonton karena bagaimanapun juga politik hanya menguntungkan orang tertentu. Karena mau siapapun pemimpin negeri ini nasib rakyat kecil ya begini-begini saja tidak ada perubahan yang berarti. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H