Mohon tunggu...
henry sadono
henry sadono Mohon Tunggu... Guru - guru

hobi sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terpaksa Ngutang

16 Mei 2023   11:16 Diperbarui: 16 Mei 2023   11:35 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pak Don menghela nafas panjang sambil menatap layar atm suatu bank pemerintah sambil berharap ada perubahan di saldonya. Namun harapan tinggal harapan. Padahal pak Don sudah memperkirakan bulan ini tanggal ini pasti ada penambahan saldo pasti cair begitu bahasa teman-temannya. Teringat dulu pak Don saat pelatihan sudah diingatkan bahwa belum tentu lancar di atm ya bapak ibu. Sepanjang uang nya ada dan sudah dianggarkan biasanya tinggal tunggu waktu.

Biasanya jeda dua minggu dari atm bank pemprov ada penambahan saldo pasti cair juga dari atm suatu bank pemerintah. Namun saat ini tiba-tiba semua berubah. Hitungan meleset sementara saldo di atm bank swasta nasional juga mulai menipis. Ada calon tuntutan rutin baru tiap bulan. Baru dibahas dari bagian rumah tangga sungguh mendadak. Padahal belum saatnya juga. Seperti ada yang dikejar oleh bagian rumah tangga ini. 

Sementara ini baru tengah bulan sudah mulai oleng kondisi atm pak Don, semuanya tentu saja. Ditambah lagi pak Don mencoba peruntungan baru-baru ini dengan investasi baru. Yang belakangan luput dari riset pak Don bahwa dia juga harus memperhatikan nilai dollar. Ya dollar AS yang sungguh perkasa di dunia.

Sudah muncul di pikiran pak Don hingga akhir bulan ini bila memang belum ada tanda-tanda yang positip sesuai harapan. Maka barangkali pak Don akan berhutang. Ya berhutang suatu kata yang sangat dijauhi dihindari oleh pak Don. Habis mau bagaimana lagi? bila asa hanya sebatas asa. Dulu pernah terlibat credit card dan berhasil lepas dari itu.

Sementara kebutuhan tuntutan baik rutin maupun dadakan datang silih berganti. Tentu sudah dipikirkan pula ngutang kemana, ke siapa, bunganya berapa, dan seterusnya dan seterusnya. Mau salahkan nasib juga percuma sudah terlanjur basah. Sesuai aturan sepuluh tahun lagi pensiun. Gali lubang tutup lubang istilahnya buat profesi seperti pak Don. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun