Saham BUMN atau Badan Usaha Milik Negara di Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan di masa depan, meskipun kondisi pasar modal yang dinamis dan berfluktuasi. Saat ini, BUMN menjadi sorotan utama dari banyak investor karena kinerja dan stabilitasnya yang relatif baik dibandingkan dengan perusahaan swasta.
BUMN sendiri adalah perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan biasanya beroperasi dalam industri yang terkait dengan sumber daya alam, energi, infrastruktur, dan keuangan. Beberapa BUMN terbesar di Indonesia antara lain PT Pertamina beserta anak perusahaannya, PT Telkom Indonesia (TLKM), PT PLN (sampai saat ini belum IPO), PT Bank Mandiri (BMRI), dan PT Garuda Indonesia (GIAA) tercatat mampu membalikkan kerugian menjadi laba bersih sepanjang 2022. Â
Kinerja Saham BUMN
Meskipun terjadi fluktuasi harga saham di pasar modal Indonesia, saham BUMN cenderung lebih stabil karena dianggap memiliki kinerja yang baik dan stabil. Banyak investor yang tertarik untuk berinvestasi pada saham BUMN karena keuntungan jangka panjang yang diharapkan.
Pada tahun 2020, kondisi ekonomi Indonesia terdampak oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan banyak perusahaan mengalami kerugian dan menurunkan harga sahamnya. Namun, saham BUMN berhasil bertahan dan bahkan menunjukkan performa yang cukup baik meskipun terjadi penurunan.
Sebagai contoh, saham PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada tahun 2020 tetap tumbuh positif meskipun situasi pandemi. Laba bersih BBRI pada 2022 mencapai Rp 51,4 triliun, melesat 67% dari posisi 2021 yang sebesar Rp 30,7 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja BUMN yang stabil dan terpercaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H