Mohon tunggu...
Henry Koerniawan
Henry Koerniawan Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - hi

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Covid-19, Mudik Ditiadakan?

31 Maret 2020   12:40 Diperbarui: 31 Maret 2020   12:45 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hingga saat ini kondisi Negara Indonesia semakin hari semakin tidak kondusif, tidak hanya di DKI Jakarta tetapi di Provinsi- provinsi lain juga sudah mulai tidak kondusif seperti di Jakarta. Covid-19 berawal dari Wuhan, China yang menjadi tempat pertama ditemukannya virus ini hingga akhirnya sampai detik ini banyak negara- negara yang sudah terindikasi covid-19 ini terutama negara kita sendiri.

Awal mula covid-19 ini masuk Indonesia adalah berawal dari seorang ibu dan anak yang terjangkit covid-19. Mereka merupakan warga asal Depok, Jawa Barat yang merupakan pasien positif pertama dan kedua. Kedua warga Depok ini tertular akibat warga negara Jepang yang sempat datang ke Indonesia. 

Setelah bermunculan berita- berita yang mengabarkan bahwa Indonesia sudah masuk covid-19 masyarakat mulai meramaikan pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan pokok mereka. Masyarakat Indonesia juga banyak yang berjualan masker mencari untung dengan harga yang sangat tidak wajar, apakah mereka selaku penjual tidak memikirkan nasib bagi orang yang kurang mampu membeli masker dengan harga yang melonjak tinggi seperti apa? 

Sampai saat ini jumlah pasien positif covid-19 semakin melonjak setiap harinya, hingga mencapai diatas 1000 pasien postif dan meninggal pun diatas 100 korban jiwa. Akibat dari peristiwa ini pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah- sekolah serta universitas dan meniadakan ujian nasional atau yang disebut UN. Tujuan pemerintah melakukan ini adalah agar siswa/siswa serta mahasiswa/mahasiswi berada dirumah mereka untuk mengurangi persebaran covid-19 ini yang terus meningkat. 

Sampai saat ini pemerintah pun menghimbau untuk semua masyarakat yang akan melangsung acara pernikahan, kumpul bersama, atau yang membuat aktifitas sebagaimana yang sudah dilarang oleh pemerintah yaitu berkumpul atau membuat kerumunan untuk menunda nya karena kondisi yang tidak kondusif seperti ini. Tapi karena tingkat kesadaran masyarakat masih kurang banyak diantara mereka yang masih mengadakan acara seperti pernikahan sehingga harus dibubarkan paksa oleh pihak berwajib.

Saat ini pemerintah telah membuat 3 skenario untuk Mudik Lebaran 2020. Pertama itu mudik dilakukan seperti tahun- tahun sebelumnya, kedua pemerintah meniadakan mudik gratis oleh pemerintah, BUMN, swasta maupun perorangan, dan yang ketiga itu pelarangan untuk mudik. Ini dilakukan untuk mengurangi persebarannya covid-19 sehingga tidak terus menerus menyebar akibat aktivitas mudik ini. 

Tapi ternyata banyak diantara masyarakat yang sudah mulai pergi terlebih dulu untuk menghindar dari ketentuan yang dibuat pemerintah. Tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat akan covid-19 ini sangat kurang karena mereka hanya memikirkan keluarga, tidak memikirkan sekitar nya. Akibat dari persebaran covid-19 ini sangat membuat ekonomi Indonesia menjadi terpuruk bukan hanya Indonesia bahkan global, terutama tempat- tempat wisata yang ditutup. Kita dilarang untuk banyak berinteraksi dengan orang- orang agar covid-19 ini tidak tersebar. 

Semoga tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya nya covid-19 ini dapat dipahami dan dimengerti. 

#DirumahAja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun