Mohon tunggu...
Henry Erwinton
Henry Erwinton Mohon Tunggu... Lainnya - POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN

BELUM BAIK TERUS MENJADI BAIK, KETIKA BAIK TETAP MENJADI LEBIH BAIK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Sekolah Kedinasan dalam Membentuk Karakter Anti Korupsi bagi Taruna

21 November 2020   16:20 Diperbarui: 21 November 2020   16:25 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
*Ilustrasi Oleh Penulis

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun sebuah bangsa serta sebagai pendukung utama penyelenggaraan pembangunan di dalamnya. Hal ini sesuai dengan UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional atau Sisdiknas disebutkan pada Pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Sekolah kedinasan adalah sekolah tinggi di bawah naungan kementerian maupun lembaga sebagai penyelenggara pendidikan. Sekolah kedinasan dalam hal ini memainkan peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter anti korupsi bagi taruna.

Taruna adalah sebutan bagi seseorang yang sedang mengenyam pendidikan tinggi di sebuah akademi atau sekolah tinggi. Taruna juga memiliki arti sebagai seorang manusia yang disempurnakan, karena taruna dituntut untuk bisa segala hal. Menjadi taruna merupakan suatu kebangaan sekaligus tantangan karena ekspektasi dan tanggung jawab yang dipikul oleh taruna begitu besar. 

Taruna memiliki pendidikan yang tinggi, calon intelektual ataupun cedekiawan muda sehingga diharapkan mampu menjadi pelopor perubahan bagi instansi, bangsa dan Negara (Hunafa, 2020). Membentuk karakter anti korupsi bagi taruna wajib dilakukan dengan intens dan terus di pantau agar mampu mencegah masifnya  tindak korupsi di kemudian hari. Dalam pembentukannya dilakukan dengan pendidikan karakter (character education) di masa sekarang ini sangat sejalan untuk mengatasi berbagai krisis moral yang sedang melanda Indonesia.

Menurut Lickona, bahwa karakter berhubungan dengan konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen tersebut maka dapat dikatakan bahwa ilmu yang baik ditunjang oleh ilmu yang baik, kerinduan akan kebaikan, dan amalan yang baik. Pendidikan karakter dapat dijelaskan the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development (kerja keras kita di semua aspek sekolah / madrasah untuk membantu membentuk karakter terbaik) (Ariani, 2017). 

Berkaitan hal ini sekolah kedinasan wajib menjadi pelopor pencetak kader-kader pemerintahan yang anti korupsi. Sekolah kedinasan melalui pendidikan karakter harus mampu melakukan pembenahan untuk menjawab tantangan derasnya arus korupsi. 

Salah satu upaya yang dilakukan adalah perubahan kurikulum. Insersi pendidikan karakter anti korupsi ke dalam kurikulum dan pembelajaran sehari-hari gencar dibicarakan, pendidikan karakter anti korupsi di sekolah kedinasan harus diupayakan secara maksimal. 

Pendidikan karakter diharapkan nantinya masuk dalam silabus-silabus mata kuliah. Sedangkan pengajarnya adalah dosen-dosen yang telah diberi training bagaimana mengajarkan nilai 9 karakter anti korupsi yang terdiri dari jujur, kerja keras, disiplin, mandiri, adil, tanggung jawab, peduli, sederhana dan berani.

Menurut Megawangi, pendidikan karakter merupakan salah satu upaya mendidik anak untuk membuat keputusan yang tepat, baik dan benar serta mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan mereka. (Kadir, 2018). Idealnya, sasaran perilaku anti korupsi taruna adalah konsistensi antikorupsi di tengah realitas eksternal yang masih sangat korup. Konsistensi diharapkan semakin meingkatkan keberanian taruna untuk menjadi kader terdepan mengajak masyarakat untuk melakukan tindakan nol toleransi terhadap tindak korupsi.

Pendidikan karakter di sekolah kedinasan dapat diartikan sebagi pendidikan yang berharga, pendidikan moral, pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan para taruna dalam memberi pemahaman tentang suatu keputusan baik buruk, mempertahankan apa yang baik, dan menyadari kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan dan pengembangan karakter sebagai upaya pendidikan diharapkan berdampak baik bagi individu taruna maupun bagi lingkungannya.

PENULIS : TARUNA UTAMA HENRY ERWINTON

PRODI MANAJEMEN PEMASYARAKATAN KELAS A

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun