Mohon tunggu...
Henri Satria Anugrah
Henri Satria Anugrah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Konten Pengembangan Diri

Membacakan hasil tulisan di channel Youtube bernama Argentum (https://www.youtube.com/c/Argentum-ID/)

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pentingnya Bagian Pengantar dalam Menyampaikan Pesan kepada Banyak Orang

18 Oktober 2019   15:22 Diperbarui: 18 Oktober 2019   15:41 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi membuat pesan kepada banyak orang, sumber: pixabay.com

Era internet dan media sosial membuat semua orang dapat menyampaikan pesan ke banyak orang dalam satu klik. Bentuk pesannya pun bisa bermacam-macam, seperti teks, audio, dan audio-visual. Namun, kita sering mendapati pesan-pesan yang tidak nyaman untuk diterima. Padahal kontennya bagus, tetapi membuat kita "kaget" ketika pertama menerimanya. Sepele tapi penting dan bermakna, pesan-pesan "mengagetkan" itu kekurangan satu bagian yang disebut pengantar.

Pengantar adalah bagian yang mengawali suatu pesan. Pengantar berfungsi membuat penerima pesan memiliki alasan untuk menerima pesan secara utuh. Selain itu, pengantar juga berfungsi menyamakan perspektif antara pemberi pesan dengan penerima pesan. Biasanya, pengantar berisi tentang masalah yang melatarbelakangi kehadiran konten yang ingin disampaikan. Tanpa pengantar, penerima pesan akan sulit memahami "makna mendalam" yang hendak disampaikan oleh pemberi pesan.

Jika sedang nongkrong dan berdiskusi bersama teman-teman sebaya, maka pengantar tidak terlalu penting karena biasanya latar belakang masalah akan hadir seiring dengan konteks pembicaraan. Namun ketika hendak menyampaikan pesan di depan umum, misalnya public speaking, menulis artikel di Kompasiana, atau memposting di media sosial, maka kehadiran bagian pengantar sangatlah penting agar pesanmu bisa diterima oleh publik secara komprehensif.

Selain itu, bagian pengantar juga dapat meminimalisasi miskonsepsi antara pemberi pesan dan penerima pesan. Bahkan ketika menulis artikel ini, saya menuliskan bagian pengantar di paragraf pertama yang intinya berisi tentang keresahan saya terhadap konten-konten di media sosial yang kualitasnya kurang baik karena kekurangan bagian pengantar. Dengan adanya bagian pengantar, pembaca lebih mampu memahami maksud dan tujuan saya dalam menulis artikel ini.

Tidak adanya bagian pengantar merupakan kesalahan paling umum yang terjadi pada konten-konten di internet saat ini. Saya sering mendapatinya di blog-blog di internet yang bisa dengan mudah ditemui melalui search engine, biasanya blog-blog "bodong" dengan domain bl****ot.com. Misalnya, "10 Cara Nembak Cewek, Pasti Diterima!" maka kontennya langsung menyebutkan 10 cara nembak cewek tanpa mengawali artikelnya dengan pengantar. Hal seperti ini sangat disayangkan, karena konten bagus bisa dipandang sebelah mata hanya karena kekurangan bagian sepele yang disebut pengantar.

Lantas, sebagai orang yang ingin menyampaikan pesan kepada banyak orang, bagaimana caranya membuat pengantar? Sederhana, yaitu dengan bertanya pada diri sendiri mengenai alasan yang membuatmu ingin menyampaikan suatu pesan. Pasti ada, tidak mungkin tidak ada. Misalnya, saya menulis artikel ini karena resah terhadap konten-konten yang membuat tidak nyaman karena tidak diawali dengan pengantar.

Kemudian, saya tuangkan keresahan tersebut seperti pada paragraf pertama dalam artikel ini. Nah, kamu pun pasti punya alasan untuk menyampaikan sesuatu yang mungkin terpendam jauh di dalam ketidaksadaranmu. Galilah itu, lalu tuangkanlah pada pembukaan pesanmu!

Setelah menemukan alasan pribadi, bahasakanlah secara umum agar seluruh orang bisa memahami pikiran dan perasaanmu. Jangan gunakan bahasa yang terlalu personal, sehingga membuat penerima pesan kebingungan. Pastikan bahwa pengantarmu merupakan common sense yang bisa diterima oleh semua orang. Jika pengantarnya saja sudah buruk, jangan berharap penerima pesan akan membaca isi pesanmu secara keseluruhan, apalagi jika bagian pengantarnya tidak ada!

Semoga artikel ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua dalam menulis, termasuk saya pribadi. Saya yakin, Kompasianer-Kompasianer di sini adalah penulis yang kemampuannya jauh lebih hebat daripada saya. Namun, saya juga berharap agar orang yang baru membuat konten tidak pernah melupakan bagian pengantar berperan sangat krusial bagi seluruh konten, apapun bentuknya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun