Mohon tunggu...
Henri Satria Anugrah
Henri Satria Anugrah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Konten Pengembangan Diri

Membacakan hasil tulisan di channel Youtube bernama Argentum (https://www.youtube.com/c/Argentum-ID/)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ingin Selalu Sehat Mental? Jangan Pernah Melampiaskan Marah!

9 Oktober 2019   17:54 Diperbarui: 9 Oktober 2019   19:39 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang marah, sumber: pixabay.com

Hadis di atas telah terbukti secara ilmiah. Pada penelitian Bushman (2002), Hanya duduk diam tanpa melakukan apapun terbukti lebih efektif untuk menurunkan kemarahan dan perilaku agresif daripada melampiaskan kemarahan. Sedangkan penelitian lain menunjukkan bahwa seseorang akan lebih mudah marah ketika berposisi berdiri, karena posisi tersebut merupakan posisi ideal untuk menyerang (Kalat, 2015).

Demikianlah paparan bahaya dari marah bagi tubuh (fisik) dan pikiran (mental). Setelah membaca artikel ini, masihkah kamu berani melampiaskan kemarahan? Menurutmu, lebih baik melampiaskan kemarahan atau memendam kemarahan?

Daftar Pustaka
Bushman, B. J. (2002). Does Venting Anger Feed or Extinguish the Flame? Catharsis, Rumination, Distraction, Anger, and Aggressive Responding. Personality and Social Psychology Bulletin, 28(6), 724-731.

Heesink, L., Gladwin, T. E., Vink, M., van Honk, J., Kleber, R., & Geuze, E. (2018). Neural activity during the viewing of emotional pictures in veterans with pathological anger and aggression. European Psychiatry, 47, 1-8.

Hisler, G., & Krizan, Z. (2017). Anger tendencies and sleep: poor anger control is associated with objectively measured sleep disruption. Journal of Research in Personality, 71, 17-26.

Kalat, J. W. (2015). Biological Psychology (12th ed.). Boston: Cengage Learning.

Kucharska-Newton, A. M., Williams, J. E., Chang, P. P., Stearns, S. C., Sueta, C. A., Blecker, S. B., & Mosley, T. H. (2014). Anger Proneness, Gender, and the Risk of Heart Failure. Journal of Cardiac Failure, 20(12), 1020-1026.

Park, Y. J., Lee, S. J., Shin, N. M., Shin, H., Kang, H. C., Jin, Y. T., ... & Cho, I. (2015). Anger, Anger Expression, Cardiovascular Risk Factors, and Gastrointestinal Symptoms by Hwa-Byung Symptoms in Korean Adult Women. Applied Nursing Research, 28(4), 398-403.

Puff, R. E. (1999). Anger Work: How To Express Your Anger And Still Be Kind (2nd ed.). Well-Spring Press

Santos, C. O., Caeiro, L., Ferro, J. M., & Figueira, M. L. (2012). A study of suicidal thoughts in acute stroke patients. Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases, 21(8), 749-754.

Sullman, M. J., Paxion, J., & Stephens, A. N. (2017). Gender roles, sex and the expression of driving anger. Accident Analysis & Prevention, 106, 23-30.

Tel, H. (2013). Anger and Depression Among the Elderly People with Hypertension. Neurology, Psychiatry and Brain Research, 19(3), 109-113.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun