Mohon tunggu...
Henri Nurcahyo
Henri Nurcahyo Mohon Tunggu... -

Menulis apa saja, sepanjang memungkinkan. Lebih lengkap tentang saya, sila klik: http://henrinurcahyo.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pantang Menyerah, Unjuk Semangat Tiko Hamzah

28 Desember 2014   17:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:18 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan Henri Nurcahyo

Tiko Hamzah menggelar pameran lukisan. Ini bukan pameran yang biasa lantaran beberapa hal. Pertama, ini adalah pameran retrospeksi yang sudah sangat lama diimpikannya. Kedua, impian itu terwujud justru ketika kondisinya dalam keadaan sakit yang tidak memungkinkan dirinya sendiri melakukan persiapan apapun. Maka, ini yang ketiga, semua persiapan hingga pelaksanaan pameran ini sepenuhnya ditangani oleh para sahabat Tiko Hamzah yang bekerja total tanpa ada pamrih sedikitpun.
Pameran retrospeksi bagi Tiko sendiri, sebetulnya sudah pernah dilakukan tahun 1992 (baca: 22 tahun yang lalu). Tetapi pameran yang berlangsung di gedung Wahana Ekspresi Pusponegoro (WEP) Gresik ini (23-28 Desember 2014) adalah sebuah kado terindah bagi Tiko yang berulangtahun tanggal 24 Desember 2014 pada usia 53 tahun.

Pada malam pembukaan itu, mengenakan jaket kulit dan topi koboi Tiko Hamzah memasuki ruang pamer dengan berkursi roda. Dia diajak mengelilingi ruang pamer sambil memperhatikan satu persatu karyanya yang berjumlah sekitar 120-an. Tiko sendiri tidak mengerti, dari mana saja karya-karya itu didapatnya. Dia tidak tahu dan tidak sadar bahwa karya-karyanya yang berserakan itu dikumpulkan oleh para sahabatnya. Ada yang sudah menjadi koleksi orang, ada yang tersimpan di rumahnya dalam keadaan kurang terawat, namun banyak yang numpuk di rumah flat Menanggal Surabaya dimana Tiko pernah tinggal. Bahkan ada sebagian karya yang sudah dijadikan pengganti plafon rumah. Semuanya diboyong ke ruang pamer, termasuk sekian banyak sketsanya yang untungnya masih lumayan tersimpan rapi.

Menilik serangkaian karyanya, terlihat ada beberapa gaya yang dijalani Tiko dalam mengungkapkan ekspresinya. Mulai dari gaya ekspresionistis, ada yang mirip-mirip kubistis dan geometris, juga karya yang menyerupai lukisan anak-anak, cenderung surealistis, dan tentu saja sekian banyak sketsa hitam putih yang memiliki karakter tersendiri.

Namun demikian secara keseluruhan pada semua karyanya terdapat kesamaan yaitu pada garis-garisnya yang tegas, tanpa ragu-ragu, ekspresif, menunjukkan bahwa dia adalah orang yang keras kemauannya. Meski pada sejumlah karya menunjukkan gaya kekanak-kanakan, toh Tiko tetap saja tampil dengan ketegasannya. Maka lukisannya pada era “gaya anak-anak” itu menyiratkan adanya semangat yang menyala-nyala. Bahwa masa kanak-kanak pun bukan masa yang cengeng dan bermanja-manja.

Semangat Tiko juga meledak-ledak ketika di sekitarnya ada ketidak-adilan yang membuatnya tak boleh berdiam diri. Tidak cukup lewat goresan tangan dalam lukisan, masih ditambahkannya kalimat-kalimat yang menunjukkan kegeramannya terhadap perilaku yang melanggar hukum. Tiko bukan jenis seniman yang apolitis. Meski dia sendiri tidak secara langsung terlibat dalam politik praktis, Tiko juga punya kepedulian tersendiri terhadap perilaku politisi yang menurutnya menyakiti hati masyarakat. Tiko sangat geram ketika hukum dipermainkan seeenaknya oleh kekuasaan. Tajam ke bawah namun tumpul ke atas.

Sementara pada karya-karya sketsanya banyak yang bernuansa kesakitan. Ada banyak figur-figur tertusuk panah, tombak atau pedang dan pisau. Sepintas mengekspresikan rasa sakit yang diderita Tiko sendiri. Bukan sakit fisik melainkan batinnya yang sakit ketika dia menghadapi segala macam problema kehidupan. Bahkan bukan tidak mungkin dari karyanya yang model ini menyiratkan Tiko seperti sedang dilanda masochistis, semacam kepuasan menyakiti diri sendiri.

Pejuang Gigih
Dalam perjalanannya berkesenian, sesungguhnya seorang Tiko Hamzah adalah pejuang yang gigih dalam berkesenian. Dia adalah sosok yang selalu gelisah. Dalam peta perjalanan seni rupa modern Surabaya tahun 80-an, tercatat seorang Tiko Hamzah pernah menjadi ketua Laboratorium Seni Rupa IKIP PGRI Surabaya (sekarang UNIPA Surabaya). Kemudian pernah juga menjadi Ketua Jurusan Seni Rupa di kampusnya. Toh dia tidak hanya sibuk dengan mahasiswanya, namun juga mengundang seniman luar kampus untuk menggelar pameran seni rupa di aula kampus Ngagel Dadi Surabaya waktu itu. Diskusi serius seni rupa pernah digelarnya, mengundang pembicara seniman senior.

Sementara di luar kampus, Tiko pernah aktif di Sanggar Lentera Gresik bersama dengan Hannavy, Kris Aw, Mamad Syafii dan beberapa nama lainnya. Bahkan ketika Setyoko mendirikan Sanggar Sangkakala, Tiko juga bergabung di dalamnya. Kedua nama sanggar ini tidak bisa diremehkan dalam catatan perjalanan seni rupa modern Surabaya. Sebagaimana pernah disampaikan Setyoko sebagai Ketua Sanggar Sangkakala, pernah para pelukis Surabaya berpameran di beberapa kota Jatim atas rekomendasi dari Gubernur Jawa Timur. Alhasil, ketika mereka masuk ke suatu kota hendak menggelar pameran, sambutan pemerintah daerah setempat sangat luar biasa, sampai dikarak di jalanan kota.

Selain harus menyebut nama Harryadjie BS alias Bambang Thelo, harus juga disebut nama Tiko Hamzah ketika selama beberapa tahun di Surabaya ada tradisi pameran lukisan Hitam Putih. Tiko adalah salah satu perupa yang gigih memperjuangkan lukisan hitam putih punya martabat yang sama dengan lukisan berwarna. Bukan hanya itu, Tiko juga menulis dan menerbitkan sendiri buku khusus mengenai lukisan hitam putih.
Namun seiring perjalanan waktu kemudian Tiko kembali aktif di kota kelahirannya, Gresik. Dia masih tetap gelisah, masih terus berkarya, meski harus ulang-alik mengajar di UNIPA Surabaya. Tiko mendirikan galeri, laboratorium, perpustakaan, sebagai pusat informasi dan studi kesenian di Gresik. Termasuk juga ikut mendirikan Dewan Kesenian Gresik dan sanggar senilukis anak anak di Petrokimia. Tiko juga menyelenggarakan pameran dan lomba lukis tiap tahun pada ulang tahun PT. Petrokimia Gresik di GOR Tri Dharma serta menjadi tutor senilukis dan disain pada sejumlah lembaga pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun