Pantang Menyerah
Sampai kemudian tibalah saat-saat yang kurang menggembirakan dalam hidupnya. Tiko mengalami cobaan berat dalam kehidupan rumah tangganya, disusul kondisi fisiknya yang drop, stroke, sempat dirawat beberapa lama di rumah sakit. Dan kemudian matanya juga terserang katarak. Meski kemudian berhasil dioperasi atas bantuan PT Smelting, toh kondisi fisiknya masih saja lemah. Tiko terbaring tak berdaya di rumah asalnya, sendiri, namun oleh Kris AW disarankan tinggal di rumah ibunya saja agar ada yang mengawasi.
Dalam keadaan serba tak berdaya itupun ternyata semangat Tiko masih menyala-nyala. Dia katakan keinginannya pada para sahabatnya untuk menggelar pameran lukisan retrospeksi. Dia ingin pamerkan semua karyanya. Kris AW yang mendapat amanat itupun akhirnya tidak bisa berdiam diri setelah sekian lama agak tak menghiraukan. Bola kemudian digulirkan, maka tanpa disangka sambutan dan bantuan datang dari mana-mana. Ternyata bukan hanya Kris yang mendapat amanat itu.
Sebuah pertemuan kecilpun digelar di warung kopi, membahas bagaimana merealisasi obsesi kawan baik yang sedang tidak berdaya itu. Ditemukanlah sebuah tema “Pantang Menyerah” sebagai ungkapan Tiko yang memang tidak mau menyerah dengan kondisi fisik dan psikisnya. Tema ini sekaligus juga merupakan tantangan bagi siapa saja yang sedang terbelit problem kehidupan seberapapun beratnya untuk pantang menyerah. Dengan tema ini maka setidaknya bukan hanya berlaku buat diri Tiko sendiri, namun juga bagi siapa saja.
Betapa mengharukan suasana pembukaan pameran di gedung WEP itu. Kalangan anak-anak muda saling membahu membantu dengan kapasitasnya masing-masing. Mereka menyemarakkan dengan melukis sketsa dan karikatur, memotret model, memutar film dan silih berganti teman-teman seniman dari luar kota yang mengunjunginya. Tidak terlupakan, ada yang memberikan kontribuksi membuatkan kaos bergambar sosok Tiko mengangkat lengan dan mengepalkan tangan bertuliskan “Pantang Menyerah”.
Ketua DPRD Kabupaten Gresik yang membuka pameran itu memberi kesaksian, bahwa Tiko adalah sosok yang sangat berjasa bagi pendidikan seni rupa di Gresik. Hampir semua SMA di Gresik Tiko pernah membagikan ilmunya. “Dan kalau bicara soal penyakit,” kata Ahmad Nurhamim, ketua DPRD Gresik itu, “saya adalah gudangnya.” Maka disebutkanlah semua jenis gangguan kesehatan yang menderanya sampai dengan penyakit jantung coroner. Tapi obat yang paling mujarab, katanya, adalah semangat.
Tiko nampak terharu duduk kursi roda diapit ibu dan puterinya. Matanya berkaca-kaca. Jangan menangis Tiko… ayo.. Pantang Menyerah. Maka diangkatlah lengannya dengan tangan mengepal dan berteriak penuh semangat: “Pantang Menyerah”. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H