"Tapi, tadi kenapa nggak kamu paksa, mampir sebentar saja kan bisa."
"Loo... Kamu nggak tau kalo Mangkuk itu orang super sibuk," ujar Sendok membesarkan sahabatnya itu.
"Halah... Paling-paling nggak jauh dari seputar dunia taruhan," timpal saya meremehkan.
"Eh! Hen! Jangan salah. Mangkuk itu dikenal banyak orang karena dianggap punya kesaktian."
"Wuuiiihh... Sangar!!!" lanjut saya bertanya. "Tapi... Kamu percaya Dok?"
Sendok menaikan bahu.
"Dulu, di kampus kita itu. Jam kuliah bisa sampe malem." Sembari Sendok berkisah, saya menyuguhkan teh poci yang masih hangat.
"Tapi, pas jam kuliah hampir usai kalo nggak salah 3 orang mahasiswa tiba-tiba saja kerasukan. Lah kok yo pas waktu itu di malem jumat. Rame itu satu gedung UKM. Kebetulan yang kena rasuk pas di depan gedung UKM kita itu. Mangkuk yang baru saja keluar dari WC, yang katanya habis bongkar muat, mendadak kaget. Akhirnya kita putuskan ke TKP," ujar Sendok sembari tangannya ikut bergerak saat bercerita.
"Terus-terus..." tukas saya.
"Itukan semua pada bingung. Dosen juga bingung. Cuma Mangkuk yang baru saja masuk ke ruang kuliah terlihat dingin dan mendadak suasana jadi tenang." Saya mengernyit dahi mendengarnya.
"Sebentar!" ujar Sendok sembari membuka bungkus rokok yang masih baru tadi. Kemudian memantik korek.