Perginya Tupai dan pasukannya ke wilayah timur, bukan tanpa alasan. Itu karena atas permohonan Bajing ketika dia memutuskan untuk kembali bergabung dengan pasukan Kancil ke wilayah utara.
Sebelum memotong jalan ke wilayah utara, Bajing menitipkan pesan melalui Lajaluka, pesan itu untuk sahabatnya Tupai.
Isi pesan itu adalah sebuah permohonan, agar kiranya Tupai menggantikan posisinya untuk membantu Garangan. Garangan yang dalam posisi tak berdaya, sangat membutuhkan bantuan untuk mengusir pasukan Citah.
Namun, kabar yang didapat bukannya pengusiran. Akan tetapi pembantaian besar-besaran. Hampir 70 pasukan Citah habis di bantai, hanya menyisakan Panglima Citah dan beberapa ekor pasukan.
***
Di perang kali ini, Kancil memang sengaja tak memilih Tupai dalam jajaran pasukan utama. Namun, Dia lebih memilih Bajing beserta pasukan Gajah dan Badak. Bagi Kancil, Tupai termasuk dalam kategori pasukan istimewa.
Alkisah, dulu ketika Negeri Rimba Raya masih dijajah pasukan Raja cobra dan panglima Anakonda, para pasukan mereka acap kali melakukan serangkaian pemburuan.
Dari pemburuan itu, hampir setiap hari selalu ada makanan daging lezat untuk dipersembahkan. Hingga suatu ketika, bahwa Raja Cobra dan panglima Anakonda, hanya berkenan jika persembahan kali ini adalah daging Kancil.
Namun, para pasukan selalu gagal melakukan pemburuan terhadap binatang Kancil. Hingga kegagalan ini memicu tersiar kabar, bahwa binatang Kancil adalah lambang kewibawaan dalam mitos Negeri Rimba Raya.
Mendengar kabar mitos itu, Raja Cobra dan panglima Anakonda memutuskan untuk melakukan menyerbuan ke wilayah selatan, tepatnya di bawah tebing air terjun. Konon tempat ini, adalah tempat bermukimnya para binatang Kancil.
Singkat cerita, Raja Cobra dan panglima Anakonda berhasil mengepung para binatang Kancil. Hingga membuat mereka terpojok di bawah tebing air terjun. Kemudian salah satu dari kepala suku binatang Kancil mengingatkan.