Daun-daun nampak hijau di mana-mana. Menjulang tinggi pohon-pohon pinus. Rimbun lebat daun pohon ringin. Belum lagi batang-batangnya yang terlihat kokok. Tumbuh subur di seantero negeri, menambah keasrian dari rimba raya.
Berbagai buah-buah melimpah ruah, tak ada yang saling berebut kepemilikan. Para penghuni memetik secukupnya, tak ada yang mempunyai sifat rakus. Mereka para hewan sadar, menjaga ekosistem lebih baik daripada penguasaan.
Dengan komitmen menjaga ekosistem, lahirlah beberapa aktifitas pendidikan (akademik) di berbagai penjuru rimba raya. Aktifitas pendidikan ini, mengajarkan betapa pentingnya untuk selalu melestarikan keutuhan yang dimiliki.
Hanya ada dua aktifitas pendidikan yang ada di rimba raya, pendidikan ketahanan pangan dan pendidikan pertahanan wilayah.
Pendidikan ketahanan pangan, meliputi penanaman kembali biji buah, menjaga kesuburan tumbuhan, dan cara pemetikan buah yang baik.
Sedangkan pendidikan pertahanan wilayah, meliputi, merencanakan strategi baik saat menyerang maupun bertahan.
Para pengajarnya pun, memiliki pengalaman di bidangnya masing-masing. Untuk pengajar pendidikan ketahanan, diisi oleh mereka-mereka para hewan yang pernah merasakan pahit manisnya ketika berperang di medan pertempuran.
Pertempuan yang dimenangkan oleh negeri rimba raya dari serangan negeri belantara tandus. Kemenangan itu bukan karena mereka buas ataupun mereka kuat. Akan tetapi karena kecerdikan dan kekompakan dari para pejuang rimba raya.
Kekompakan itu ada karena semangat dari geng rimba raya "si gesit". Untuk lepas dari belenggu-belenggu yang diciptakan oleh negeri belantara tandus.
***
Lakon: -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H