Mohon tunggu...
Heno Bharata
Heno Bharata Mohon Tunggu... -

Berusaha Hidup Sebaik Mungkin

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tamat SMA Bisa Jadi Presiden, Tamat SMP dan Bertato bisa Jadi Menteri

27 Oktober 2014   03:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:38 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia saat ini benar-benar seperti kembali "ke fitrah", di mana soal seseorang bersekolah sampai tinggi atau tidak, tak terlalu dipersoalkan. Yang penting adalah kualitas manusianya dan loyalitas kepada masyarakat dan bangsa. Indonesia modern pun sesungguhnya telah menunjukkan hal itu.

Lihatlah, Megawati Soekarnoputri tak menyelesaikan kuliahnya, tapi bisa menjadi Presiden. Dahlan Iskan, cuma tamat SMA, bisa jadi Menteri BUMN dan bekerja dengan sangat baik. Dan kini, ada satu lagi manusia Indonesia yang bahkan sekolahnya di bawah SMA, yakni Susi Pudjiastuti (lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965; umur 49 tahun), yang cuma tamat SMP namun bisa jadi menteri.

Susi bukanlah perempuan biasa. Dia hanyalah tamat SMP. tapi, bak kata motivator-motivator di bidang ekonomi, atau kata Bob Sadino, buat apa sekolah tinggi-tinggi kalah tak mampu berbuat bagi sekitar. Susi mungkin begitu. Tamatan SMP ini awalnya menjual ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Berkat kerja kerasnya, Susi berhasil memahami persoalan perikananan dan kelautan, serta mampu mendorong dan mengembangkan maskapai penerbangan perintis, Susi Air. Saya teringat pernah berjumpa dengan beliau di Bandara Polonia (kini sudah tutup dan pindah ke Bandara Internasional Kualanamu) saat Aceh dan pulau Nias dilanda bencana tsunami.

Pesawat-pesawat perintis Susi Air sangat berjasa dalam mendistribusikan kebutuhan pokok bagi pengungsi yang menjadi korban bencana gempa dan tsunami itu. Susi berjuang dengan sangat susah payah dalam mengembangkan Susi Air.

Bayangkan, setiap Susi Air berhasil menggarap dan mengembangkan bandara perintis di daerah-daerah terpencil, pemerintahan SBY melalui kementerian perhubungannya selalu "mengambilalih" bandara-bandara perintis itu untuk dilebarkan dan kemudian penerbangan untuk maskapai berbadan besar dipersilahkan masuk.

Tinggallah Susi Air dan Susi Pudjiastuti gigit jari. Ibarat menggarap ladang yang terpakai, setelah panen perdan, pemilik ladang langsung mengambilalih ladang dan memersilahkan peladang dengan modal besar untuk masuk. Begitu selalu yang dialami Susi dan maskapai perintisnya, Susi Air.

Saking terdesaknya dalam pengembangan Susi Air, konon Susi berupaya keras meraih pinjaman dari bank pelat merah, dan berhasil. Konon, pihaknya mendapat pinjaman sekitar US$ 200 juta uintuk pengembangan Susi Air. Penulis tak tahu apakah pinjaman itu akan digunakan untuk membeli maskapai berbadan besar atau Susi tetap ngotot mengembangkan Susi Air sebagai maskapai perintis.

Suami Susi kabarnya juga orang bule. Enggak masalah sih. Tapi kayaknya baru Susilah yang menteri suaminya atau pasangan hidupnya bule). Ah, maaf, saya keliru. Kwik Kian Gie istrinya orang bule, keturunan Belanda).

Dan satu lagi, Susi Pudjiastuti ini puinya tato di betisnya, kalaui enggak salah tato lobster atau udang, karena memang Susi punya pertambakan udang atau lobster. Dengan demikian, jadilah dia menteri yang pertama kali di Indonesia yang punya tato...Ngerock banget...sama seperti Presiden Jokowi yang suak Rock and Roll....Bravo Susi Pudjiastuti.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun