Mohon tunggu...
Henny Sriwahyuni
Henny Sriwahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Angkatan 2023 - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Saya percaya bahwa setiap individu, kelompok, atau komunitas memiliki potensi besar yang dapat dikembangkan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial. Dalam kegiatan pemberdayaan, saya melihat fotografi sebagai alat yang sangat efektif untuk memberi suara kepada mereka yang terpinggirkan. Dengan menyajikan potret-potret yang jujur dan kuat, saya berusaha untuk meningkatkan kesadaran, menginspirasi perubahan positif, dan memberi ruang bagi masyarakat untuk berbicara tentang cerita mereka sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Barang Bekas Jadi "Berbekas"

23 Desember 2024   09:30 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:04 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan penyortiran baju bekas di gudang sekretariat Yayasan Barkasmal Nusantara (Sumber dokumentasi pribadi)

Berawal dari Dori Saputra yang mengumpulkan kertas bekas skripsi dari teman-temannya semasa kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kertas bekas yang Dori kumpulkan kemudian dijual, uang hasil penjualan tersebut disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitarnya. Perasaan senang ketika menjalani, Dori mengajak beberapa temannya sehingga menjadi komunitas kecil-kecilan. Beberapa tahun kemudian, dengan melewati semua perjuangan yang panjang terbentuklah Yayasan Barkasmal Nusantara. Dori tidak menyangka bahwa hal kecil yang ia lakukan bisa berdampak besar di masa sekarang. Yayasan Barkasmal Nusantara menjadi bukti nyata perjuangan Dori mendirikan ruang bagi kaum dhuafa bisa merasakan pendidikan yang sama layaknya dengan orang lain. 

Barang dan kertas bekas jadi amal yang disingkat BARKASMAL, didirikan Dori pada tahun 2012 yang awalnya hanya komunitas dengan memiliki anggota beberapa orang. Lalu di tahun 2018, BARKASMAL resmi menjadi yayasan. Yayaan Barkasmal Nusantara menjadi satu-satunya di Jogja bersedekah hanya melalui barang bekas. Tumpukan barang bekas yang berserakan memenuhi teras bangunan sekretariat Yayasan Barkasmal Nusantara. Berlokasi di Gang Buntu, Jalan Turonggosari Blok II, Nomor 23 B, Kentungan, Kecamatan Depok, Sleman. Sampai saat ini Yayasan Barkasmal Nusantara terus tumbuh hingga akhirnya berfokus pada jual beli barang-barang bekas seperti kertas, buku, pakaian, koran, alat elektronik, dan peralatan rumah tangga lainnya. 

Semua barang bekas yang dikumpulkan selanjutnya disortir untuk dikategorikan menjadi layak pakai, layak jual, dan tidak layak pakai. Barang bekas dengan kategori layak jual kemudian didisplay di Barkasmal Store yang terletak di lantai dua sekretariat Yayasan Barkasmal Nusantara. Tagline dari Barkasmal Store yaitu "Belanja Sekaligus Bersedekah," yang memiliki makna ketika kita membeli barang tersebut berarti kita ikut menyumbang untuk kegiatan sosial yang dilakukan oleh Yayasan Barkasmal Nusantara. Walaupun terdapat kendala dalam menyortir barang bekas seperti banyak pakaian yang sebenarnya sudah tidak layak pakai tapi didonasikan. Padahal, hakikatnya bersedekah yakni memberikan yang terbaik. 

Tidak hanya di jual secara langsung di Barkasmal Store, baju layak jual juga dijual dengan harga paling rendah kepada mitra yang sudah tersebar di beberapa desa. Mitra tersebut kebanyakan ibu rumah tangga yang sehari-harinya biasa berdiam diri dirumah. Harapannya dengan memanfaatkan ibu rumah tangga mereka tetap bisa memiliki penghasilan. Baju yang sudah diterima biasanya cukup didisplay diteras rumah sehingga tidak terlalu menghambat aktifitas mereka. Dori mengatakan, "Kita juga membantu perekonomian mitra kita, jadi daripada di rumah itu teras dianggurin lebih baik digunakan untuk display pakaian yang bisa dijual." 

Barkasmal Store menjadi tempat jual beli barang bekas yang telah di sortir (Sumber dokumentasi pribadi)
Barkasmal Store menjadi tempat jual beli barang bekas yang telah di sortir (Sumber dokumentasi pribadi)
Pendapatan yang diterima kemudian dialokasikan untuk beasiswa pendidikan bagi anak-anak yatim piatu dan kurang mampu. "Sudah ada sekitar 28 anak binaan kami yang mendapatkan beasiswa pendidikan dari jenjang SD sampai perguruan tinggi," jelas Dori selaku pemilik Yayasan Barkasmal Nusantara. Tidak hanya beasiswa pendidikan, adapun program pendukung lainnya yaitu, Jumat Berkah Jumat Ceria, Bimbingan Belajar Masyarakat, Barkasmal Berbagi, dan Barkasmal Berkisah. Selain dari menjual barang bekas, sebagian pendapatan diterima dari uluran tangan orang yang berinfak. Dori menyampaikan, Yayasan Barkasmal Nusantara juga memfasilitasi para pengelola dengan adanya program jalan-jalan, belajar mengemudi, seminar kewirausahaan dan kajian umum bulanan yang bertujuan agar pengelola mempunyai ilmu tambahan dan tetap semangat. Selain itu, nantinya para pengelola tidak berfikiran hanya bisabekerja disana, tetapi juga berkomitmen untuk menciptakan peluang bagi masyarakat yang terlibat. Saat ini Yayasan Barkasmal Nusantara terus berinovasi, melalui akun media sosial yakni, Instagram @barkasmal dan TikTok @barkasmal. 

Perjalanan Yayasan Barkasmal Nusantara bukanlah sebuah kisah yang datang dengan mudah. Dori sebagai pencetus hanya berusaha dalam memanfaatkan peluang yang ada, baginya barang bekas yang sudah tidak terpakai tetap memiliki potensi untuk memberikan manfaat. Yayasan ini memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi penerima beasiswa pendidikan tetapi juga masyarakat yang turut terlibat dalam kegiatan pengumpulan dan penjualan barang bekas. Tetap mengedepankan prinsip berkelanjutan, yayasan ini juga membantu mengurangi limbah, sekaligus memberikan peluang bagi orang-orang yang membutuhkan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak.

Memanfaatkan setiap celah dalam berbuat kebaikan menjadi pondasi bagi Yayasan Barkasmal Nusantara menjadi yayasan yang banyak dipercaya orang. Yayasan Barkasmal Nusantara tidak henti-hentinya mengupayakan yang terbaik, kendala apapun bisa dilewati sampai sebesar sekarang. Hal tersebut semata-mata dilakukan hanya untuk bersedekah dan beramal bagi orang-orang yang memang membutuhkan. Kehadiran yayasan ini tentu saja akan menjadi harapan baru bagi sebagian orang. Semangat Dori dan para pengelola harus mendapatkan apresiasi sebesar-besarnya, mungkin bagi sebagian orang barang bekas tidak ada nilainya. Namun, di tangan mereka barang bekas bisa membawa kebahagiaan yang "berbekas."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun