Mohon tunggu...
Henni Febriyola
Henni Febriyola Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tomedonaku Omoi Afure

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta yang Sepatutnya Tidak Ada

1 November 2022   15:11 Diperbarui: 1 November 2022   15:21 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dulu jika dikasih pilihan, antara mencintai atau dicinta gua lebih memilih ke mencintai, dengan alasan kita tau bagaimana prosesnya, kita tau seluk beluk yang kita lalui. Dengan usaha kita bisa mendapatkan hasil, itu yang gua pegang dulu. Katanya sih usaha tidak akan mengkhianati hasil. Maka karena itu gua memilih kata mencintai. Tapi pertanyaannya apa lu yakin akan kata motivasi itu?? Yang udah usaha mati matian saja terkadang masih banyak yang gagal kan. Gimana dengan lu, yang cuma memendam tanpa mengungkapkan sesuatu hal yang hasilnya lu udah tau. Antara lu dibenci dan dianggap perusak kebahagiaan orang. Orang baik-baik tidak akan mengambil sesuatu yang bukan miliknya.

Seiring berjalannya waktu, semuanya berubah. Gua lebih memilih untuk dicintai. Karena kalau lu dicintai, bagaimana pun keadaannya, lu akan tetap diperlakukan dengan baik. Lu akan tetap mendapatkan tatapan cinta dan kasih sayang tanpa harus kecewa. Kalau lu mencintai, lu hanya akan sakit terus terusan. Itu yang gua rasain.

Berdasarkan pengalaman gua, gua mencintai orang yang mencintai wanita lain. Gua tidak marah, bahkan tidak berniat buat ngerusak hubungan mereka.  Dari situ gua belajar bagaimana caranya ikhlas terhadap ketentuan Allah. Karena Allah menguji gua dengan cinta yang tak terbalas. Bukankah Allah adalah sang pembolak balik hati?? Kalau dia membuat gua jatuh cinta kepada salah satu makhluknya, tentunya dia juga akan memberikan jalan dan menuntun gua keluar dari masalah tersebut. Ini yang gua percayai sampai saat ini.

Ujian gua, kita satu kelas bertiga. Katanya kalau kita bahagia kita akan pergi ke orang yang kita cintai. Nah di sini gua selalu tertekan. Gua bahagia, saat gua tertawa gua ngelirik tuh lelaki, seketika saat itu juga, senyum dan tawa gua terhenti dan gua merasa kecewa, ada harapan yang tak terbalas. Karena dia tertawa bahagia menatap kekasihnya pdengan cinta. Dan gua sendirian tak berbalas. Gua selalu di uji dengan ini, setiap hari.

Sampai akhirnya gua pasrah, gua nangis sama Allah, buat ngehilangin perasaan gua, buat nundukin pandangan gua, biar gua ga ngeliat hal-hal yang  bikin gua berkecil hati. Sering, ketika kita bertiga dalam kelas, gua sering menahan tangisan di dalam hati. Cuma mata gua yang berkaca-kaca menunjukkan gua juga pengen dan sangat ingin dicintai.

Sampai suatu ketika gua bisa berdiri sendiri. Gua kayak udah kebal aja gitu pada situasi gituan. Gua sadar, ga seharusnya cinta gua ada buat dia karena diri gua juga butuh cinta bukan rasa sesak di dada mulu yang harus gua tahan. Karena gua juga berhak dicintai. Diri gua berhak untuk bahagia, gua berhak untuk semuanya. Gak seharunya gua menyiksa diri gua dengan mencintai orang yang berhak buat gua cintai. Mau gimanapun dia juga di sayangi sama pasangannya. Dan lu harus tau diri, lu siapa dan dia siapa??

Sekarang tuh enaknya lu menerima orang yang mencintai lu. Lu cuma butuh belajar menerima dan mencintai dia balik. Bukan berarti lu gak akan menerima rasa sakit. Tentunya setiap hal dalam hidup ini yang namanya masalah pasti ada.

Di saat lu melihat wajah orang yang mencintai lu, yang menjadi pendamping hidup lu yang begitu tulus buat lu, lu gak ada rasa sama dia, di situ lu akan bersedih, lu akan kecewa sama diri lu sendiri. Dan ini akan jadi bayang-bayang dalam keseharian lu, lu akan bertanya-tanya kenapa rasa lu untuknya tidak kunjung muncul.
Ini si pengalaman gua, gua berada dalam situasi seperti ini. Gua LDR, gua jauh di perantauan, orang yang gua cintai dekat ama gua sedangkan orang yang mencintai gua jauh di kampung halaman.

Aslinya gua sangat sakit, gua sangat tertekan, entah kenapa doa gua belum dijawab sama yang maha kuasa. Bahkan doa gua tiap shalat sampai tahajud, awalnya gua cuma minta kesuksesan, dan sekarang telah berubah menjadi doa buat ngeberhentiin cobaan gua tentang mencintai dia. Soalnya semakin hari, dia semakin dingin dan ilfil melihat gua, sakit banget. Bukan gua yang berkehendak atas rasa ini. Kalau bisa memilih gua juga sama sekali tidak ingin bahkan tidak menginginkan sama sekali hati ini berlabuh pada hati yang salah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun