Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja di Frankfurt Sued

19 Januari 2025   02:42 Diperbarui: 19 Januari 2025   03:44 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja di Frankfurt Süd  | Foto: Freepik/ Garetsvisual—

 

 

Gleis 4, Regional Express RE30 nach Gießen über Friedberg, heute circa 15 Minuten später.“

 

Pengumuman kereta menggema ketika Alma tiba di peron 4 stasiun kereta Frankfurt Süd. Kereta regional ekspres menuju Gießen, yang biasa dinaiki Alma menuju tempat tinggalnya di Friedberg, hari ini terlambat 15 menit. Alma mengatur napasnya yang tersengal.

Angin dingin Frankfurt mengibas syal biru navy di leher Alma. Mungkin, hanya Alma yang merasa senang kereta terlambat hari ini. Mata Alma, yang berwarna coklat muda mengamati peron di seberang tempatnya berdiri. Bola matanya bergerak-gerak berulang, dari ujung satu ke ujung lainnya. Ada debar gelisah di dadanya. 

Sesaat kemudian, kereta dengan tujuan berlawanan arah tiba di peron seberang, sejenak berhenti, lalu melanjutkan perjalanan lagi.

“Di mana wajah itu?” tanya Alma bergumam. Sekejap, tapi terukir dalam di ingatan Alma. Pertemuan sekilas pada tiga bulan lalu telah meninggalkan kesan di hatinya. Pria dengan rambut cokelat muda, yang berdiri di peron seberang, telah membuat Alma uring-uringan beberapa minggu ini.

Wajah itu, sangat detail diingat Alma. Pria dengan mata teduh dan hangat, dia bersandar pada tiang, membaca sebuah buku, entah buku apa, terlihat bersampul tebal. Penampilannya maskulin, dengan mantel warna antrasit dan syal abu-abu muda, ada brewok tipis menghias wajahnya.  Rambutnya sedikit kusut terterpa angin musim dingin.

Pria itu mengangkat kepalanya. Mata Alma dan mata pria itu bertubrukan, mereka saling melempar senyum. Lesung pipi terlihat saat pria itu tersenyum. Ada ledakan di dada Alma. Sendi di tubuhnya terasa melemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun