"Pos sudah datang belum ya?" tanya saya pada suami saat ngopi siang tadi.
Suami saya tertawa. Dia berkomentar, di ruang kerjanya sudah saya siapkan beberapa bungkus kado untuk Hari Natal nanti. Paket apa lagi yang saya tunggu, begitu maksudnya.
Belakangan ini hampir setiap hari petugas dari beberapa perusahaan kurir  mampir ke rumah. Sebagian hanya meletakkan paket di depan pintu, sebagian lagi menekan bel tanda mereka datang.
Kami sudah menuliskan secara online bahwa paket boleh ditinggalkan di tempat tertentu, sesuai pilihan. Pemberitahuan ini memang harus dilakukan secara tertulis. Gunanya, agar petugas kurir tidak disalahkan jika terjadi sesuatu terhadap paket yang diterima, hilang, misalnya.
Petugas kurir juga pasti merasa sedikit ringan tugasnya. Mereka bekerja berkejaran dengan waktu. Tidak heran, kendaraan kurir sering ngebut di jalan. Apalagi menjelang Hari Natal seperti sekarang. Pengiriman paket akan memakan waktu lebih lama.
"Ada paket untukmu di meja."
Suami saya berkata setengah jam kemudian, ketika saya turun dari ruang atas menuju dapur.
Saya memang menunggu paket untuk ponakan yang akan datang untuk merayakan akhir tahun nanti. Ada dua paket di atas meja, kotak kecil itulah paket yang saya tunggu. Satu kotak yang agak besar bukan pesanan saya. Ternyata itu paket kejutan.Â
Danke, danke vielmals, Liebe Theresia Assenheimer. Kompasianer yang bertempat tinggal di Frankfurt ini mengirimkan satu kotak penuh kue kering (Plätzchen) berbagai rasa.Â
Jangan-jangan karena saya komentar di gambar yang diunggahnya saat dia sedang membuat kue. Terharu. Danke untuk semuanya ya, Iin. Bahagia sekali mendapatkan paket kejutan ini.Â
Selamat menyambut Hari Natal untuk Theresia Iin dan keluarga.