Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Warung Nasi Padang Penyelamat Perut Perantau

28 September 2023   16:57 Diperbarui: 30 September 2023   11:44 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warung nasi Padang penyelamat perut perantau | ilustrasi seporsi Nasi Rendang - foto: Kompas.com/ Sri Anindiati Nursastri—

Tahun lalu saat di Medan, saya pergi makan dengan beberapa sahabat masa sekolah. Salah seorang dari mereka mengatakan, saya ini sulit sekali diajak makan. Maksud dia, saya terlalu pemilih.

Agak terkejut mendengar komentar itu. Lantas, saya pikir-pikir, mungkin pendapat itu ada benarnya, meskipun cuma beberapa persen. Kenapa hanya beberapa persen? Karena saya merasakan sudah banyak perubahan yang terjadi.

Pengalaman merantau ke Jakarta 

Kita tidak pernah tahu bagaimana jalan hidup masa depan. Siapa sangka saya harus pindah ke Jakarta karena diterima bekerja di sana. Tinggal di tempat baru dan jauh dari orang tua memerlukan banyak penyesuaian.

Saya pikir, semua baik-baik saja dan tidak ada masalah. Saya merasa bahagia di tempat kerja dan di tempat kost, cuma sering rindu dengan orang tua dan saudara kandung. Ternyata masalah perasaan itu tidak berjalan beriringan dengan urusan perut. 

Katanya, orang Sumatra terbiasa dengan masakan yang mengandung banyak rempah. Sebenarnya bukan di Sumatra saja, ada beberapa wilayah Indonesia lainnya yang begitu juga. Namun, saya hanya menuliskan pengalaman pribadi, sebagai orang Medan yang merantau ke Jakarta.


Makan seperti kucing

Seorang rekan kerja sering mengatakan kalau saya makan seperti kucing. Katanya, karena saya makan sedikit, satu porsi makanan sering nggak habis.

"Nggak enak," begitu selalu saya ucapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun