Everything happens for a reason
Laju aktivitas keseharian saya belakangan ini sepertinya tanpa sengaja bertambah percepatannya. Ada rencana-rencana yang telah dipersiapkan dan ada hal lain yang muncul dan harus diselesaikan.
Mungkin ini yang membuat saya tergesa-gesa menyelesaikan satu tugas untuk melanjutkan tugas lainnya. Ternyata, ketidaksabaran seringkali menghalangi tujuan yang ingin dicapai.Â
Maksud hati ingin ikut menjemput putri saya yang kembali dari Inggris atas program pertukaran pelajar yang diikuti. Akan tetapi, sehari sebelumnya saya tersandung dan jatuh di Keller (ruang bawah tanah).
Jatuh yang menyebabkan cedera serius. Bahu kanan saya patah karena terbentur tumpukan keramik lantai yang akan dipasang di kamar tamu di Keller.
Singkat cerita, malam itu suami saya mengantar ke unit darurat di rumah sakit. Hasil pemeriksaan melalui rntgen dan CT scan menjelaskan separah apa cedera yang terjadi.
Dokter yang bertugas malam itu mengatakan pemulihan bisa dilakukan tanpa operasi, tetapi memerlukan waktu lebih lama. Selain itu ada kemungkinan pergerakan tangan saya tidak maksimal seperti semula.
Langkah lain melalui operasi. Penanganan melalui operasi tentunya bisa lebih rinci dilakukan untuk memaksimalkan pengobatan. Penyembuhan tetap memerlukan waktu yang lama, tetapi relatif lebih singkat dibandingkan tanpa operasi. Saya memilih pengobatan melalui operasi.Â
***
Putri saya pulang dijemput papanya di airport. Saya memutuskan untuk beristirahat di rumah karena sakit yang cukup mengganggu.
Wajah anak saya terlihat agak murung melihat kondisi saya. Untungnya, saya masih bisa menertawakan musibah yang terjadi dan mengembalikan keceriaannya. Putri saya pun bisa menceritakan dengan antusias pengalamannya yang sangat menyenangkan di Inggris.