"Jalan menuju hati seseorang adalah melalui perutnya"
Begitu makna yang terkandung dari peribahasa ini, yang sering diucapkan orang Jerman saat membahas cinta.
Rasa cinta yang digambarkan dengan perut, mungkin terkesan kurang romantis. Kenyataannya, perasaan memang terkait erat dengan reaksi anggota tubuh.
Ketika seseorang mengalami rasa takut, maka jantung berdetak lebih cepat. Reaksi ini disebabkan oleh pusat emosi di otak, yang mengirim sinyal melalui saluran saraf. Tubuh kemudian bereaksi untuk perlindungan diri.Â
Begitu juga saat seseorang sedang jatuh cinta, reaksi positif akan terpicu di dalam tubuh.
Nucleus accumbens, bagian otak yang mewakili pusat penghargaan diaktifkan, dan menghadirkan perasaan bahagia dan hal-hal indah lainnya. Misalnya, dari makanan yang lezat akan menimbulkan perasaan bahagia, seperti sedang jatuh cinta. Â
Peribahasa "Liebe geht durch den Magen" yang sudah dikenal cukup lama ini dikaitkan dengan kebiasaan dalam satu keluarga di masa lalu. Dulu, tugas suami adalah bekerja dan menghidupi keluarga, sedangkan wanita mengurus anak-anak dan rumah tangga.
Memasak adalah salah satu aktivitas penting yang dilakukan setiap hari. Makanan enak hasil masakan istri merupakan bukti cinta, dan satu cara untuk memanjakan suami. Siapa pun pasti suka menyantap hidangan yang lezat, terutama hasil racikan pasangannya.Â
Makan bersama dengan orang yang dicintai selalu menyenangkan dan akan memperkuat hubungan. Ayah saya dulu selalu berusaha tiba di rumah sebelum waktu makan malam, agar kami bisa makan malam bersama.