"Merantaulah
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan)"Â
--Petikan syair Imam Syafei--
"Kamu kenapa sih senang mau balik ke Jerman?" A, seorang kenalan dari Indonesia berkomentar agak sinis.
Waktu itu kami, orang Indonesia dan negara Asia lainnya sedang menikmati makan siang di satu restoran di Shanghai.
"Ya senang mau pulang ke rumah sendiri. Di sini cuma sementara. Kalian juga nanti akan pindah setelah tugas suami selesai."
Jawaban saya sepertinya membuat A semakin kesal. Saya memang bisa sangat menyebalkan kalau merasa terganggu karena disindir-sindir. Entah kenapa si A suka melakukannya.
"Orang Jerman itu kaku, nggak ramah. Aku nggak suka. Mau bertamu aja harus bikin janji. Ke Jerman untuk liburan, ok. Tapi menetap, no!" Berapi-api dia bicara.Â
"Ah, suamimu juga orang Jerman," ujar saya. Karena malas memperpanjang pembicaraan, saya berbincang dengan teman yang berasal dari China.Â
Sebetulnya, bukan tidak ada benarnya perkataan si A, bahwa orang Jerman itu kaku. Namun, tidak seburuk tudingannya. Mungkin dia punya pengalaman jelek.